Kupang (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memberikan Training of Trainer (ToT) bagi 40 perangkat desa dari empat kabupaten untuk peningkatan literasi keuangan dan inklusi keuangan.

"Training of trainers kepada 40 orang perangkat desa dari Kabupaten Ngada, Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat untuk peningkatan literasi dan inklusi keuangan di empat kabupaten tersebut," kata Kepala OJK NTT Japarmen Manalu ketika dihubungi dari Kupang, Rabu.

Japarmen mengatakan hasil survei pada 2022 menunjukkan tingkat literasi keuangan di NTT berada pada angka 51,95 persen, sedangkan inklusi keuangan pada angka 85,97 persen.

Gap antara literasi dan inklusi yang masih pada angka 34,02 persen itu dinilai belum begitu baik, sedangkan target inklusi yang ditetapkan pemerintah pusat pada  2024 sebesar 90 persen.

Dari kesenjangan angka tersebut juga dapat disimpulkan bahwa relatif banyak masyarakat sudah menggunakan produk atau layanan keuangan namun masih belum memiliki pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang utuh mengenai produk atau layanan yang digunakan.

Dengan pertimbangan tersebut, OJK NTT menjalankan sebuah program kerja kolaborasi dengan tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap lembaga, produk maupun layanan jasa keuangan konvensional melalui Training of Trainers (ToT) kepada perangkat desa.

Kegiatan itu pun nanti dilanjutkan dengan Training of Community (ToC) oleh perangkat desa kepada kelompok atau komunitas usaha yang ada di masing-masing desa.

"Pengetahuan yang diperoleh diteruskan kepada warga, sehingga literasi dan inklusi keuangan warga meningkat," kata Japarmen.

ToT itu telah dilaksanakan di Kota Bajawa, Kabupaten Ngada, mulai Selasa (25/6) hingga Kamis (27/6), berkolaborasi dengan Bank Indonesia Kantor Perwakilan NTT, lembaga jasa keuangan, dan lembaga keuangan non bank.

Kepala Subbagian Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Pelindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis Kantor OJK NTT, Donna Bella Permata Rissi menyampaikan ToT ini menjangkau lebih banyak masyarakat secara khusus masyarakat dengan tingkat literasi dan inklusi yang relatif rendah, serta memiliki keterbatasan jarak dan infrastruktur yang mengakibatkan sulitnya masyarakat dalam mengakses informasi maupun layanan keuangan.

ToT ini juga dinilai cukup efektif karena ditujukan untuk orang-orang yang akan disiapkan menjadi trainer atau pelatih sehingga dapat melakukan proses transfer pengetahuan dan keterampilan kepada kelompok atau komunitas usaha di daerahnya masing-masing.

Ia menjelaskan perangkat desa dipilih sebagai peserta ToT karena perangkat desa dinilai sebagai petugas yang ada dalam dalam lingkup pemerintah daerah untuk memberikan pembinaan ke masyarakat desa dan pemberdayaan desa dengan basis administrasi kecamatan.

"Dengan kegiatan ToT kepada perangkat desa diharapkan dapat meningkatkan kualitas perangkat desa dalam melaksanakan tugas pembinaannya," ucap Donna.

ToT ini nantinya dilanjutkan ke tahap Training of Community (ToC) oleh perangkat desa. Sasaran peserta ToC yakni masyarakat desa yang terdiri dari entitas yang tidak melakukan kegiatan usaha di desa, namun berperan penting dalam mendukung pengembangan desa.

Sasaran berikutnya ialah pelaku usaha ekonomi produktif atau perseorangan, kelompok, dan atau atau badan usaha yang melakukan kegiatan usaha, baik skala mikro, kecil, menengah dan usahanya mendukung keberlangsungan ekonomi di desa.

Baca juga: OJK dan ILO jalankan program literasi keuangan di Sumba Timur NTT
Baca juga: OJK NTT ingatkan masyarakat waspadai penawaran pinjol ilegal
Baca juga: OJK antisipasi potensi kredit bermasalah di NTT pada 2024

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2024