Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa kolaborasi dengan mitra internasional membawa sejumlah perkembangan signifikan dalam sektor kesehatan, seperti skrining dan pengobatan tuberkulosis, pembangunan rumah sakit kardiologi, serta integrasi pelayanan imunisasi dan pencatatan stunting dengan WhatsApp.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menjelaskan bahwa Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam surveilans tuberkulosis. Pada 2023, ujarnya, ada 816 ribu kasus TBC yang dilaporkan. Angka tersebut lebih 77 persen dari estimasi kasus TBC sebesar satu juta orang.

"Dengan kolaborasi bersama masyarakat dan kader-kader kesehatan, kita sudah melakukan skrining TB terhadap 2,2 juta populasi yang berisiko tinggi," kata Dante dalam Indonesia Health Partners Meeting 2024 di Jakarta, Rabu.

Selain pencapaian skrining tersebut, ujarnya, Indonesia juga berinovasi dalam hal diagnosis TBC, antara lain dengan menciptakan lima alat pendeteksi berbasis PCR, serta pemanfaatan seribu laboratorium PCR yang tersebar di Indonesia saat COVID-19 guna memperluas jangkauan surveilans.

"Indonesia juga memastikan pengobatan TB yang dapat diakses semuanya," ujar dia menambahkan.

Wamenkes menyebutkan bahwa Indonesia menjadi satu dari sejumlah negara Asia yang pertama kali mengeluarkan BPAL dan BPALM, yaitu pengobatan jangka pendek untuk TB Resisten Obat. Selain itu, katanya, Indonesia juga mendukung riset untuk menemukan pengobatan yang lebih pendek untuk TB Sensitif Obat.

"Kami juga bekerja sama dengan masyarakat untuk membuat pasukan TB, sebuah komunitas berisi penyintas TB yang telah terlatih, untuk membantu mendeteksi dan memonitor pasien TB resisten obat," katanya.

Dia menyebutkan, kesuksesan tersebut adalah berkat kolaborasi bersama USAID, Global Fund, Organisasi Kesehatan Dunia, serta UNICEF.

Selain itu, katanya, dengan kolaborasi dengan Uni Emirat Arab, mereka menciptakan Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia di Solo Technopark. Dia menjelaskan, RS berkonsep ramah lingkungan tersebut berdiri di tanah seluas 17 ribu meter persegi dan berkapasitas 100 tempat tidur.

Ada juga kolaborasi antara Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) dengan Tokushukai Medical Group, Jepang, untuk membangun gedung pusat kardiovaskuler setinggi 22 lantai yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

"Kita meraih sebuah pencapaian signifikan dengan mengintegrasikan kegiatan imunisasi dan deteksi stunting dengan WhatsApp. Inovasi ini memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan sertifikat imunisasi dan informasi edukatif tentang imunisasi setelah divaksinasi," katanya.

Selain itu, kata Wamenkes, WhatsApp telah diintegrasikan dengan Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK), agar para tenaga kesehatan dapat memonitor dan mencatat kasus stunting di database.

Baca juga: Kemenkes tingkatkan pelaporan hasil imunisasi di ASIK melalui JERAMI

Baca juga: Kemenkes: Dana hibah asing 2021-2025 capai hampir Rp14 triliun

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024