Ambon (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Maluku memberdayakan masyarakat di empat negeri untuk mengembangkan Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Pombo.

Kepala BKSDA Maluku Danny Hendry Pattipeilohy mengatakan, empat negeri yang diajak untuk turut mengelola TWA Pulau Pombon yakni, Negeri Kailolo, Tulehu, Waai dan Liang Kabupaten Maluku Tengah.

“Kita sudah melakukan sosialisasi tentang bagaimana mengembangkan wisata, karena kehadiran TWA Pulau Pombo ini bisa berdampak untuk ekonomi baru masyarakat sekitar,” kata Danny Hendry, di Ambon, Rabu.

Ia mengaku, ke empat negeri itu diajak karena berada di kawasan taman wisata Pulau Pombo. Selain itu, dukungan masyarakat tersebut sangat diperlukan untuk mendorong pengembangannya.

“Kami telah meluncurkan program pelatihan dan pendampingan bagi masyarakat sekitar Pulau Pombo untuk mengembangkan keterampilan dalam bidang ekowisata, pengelolaan sumber daya alam, dan perlindungan lingkungan," ujarnya.

Pulau Pombo, yang terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya yang memukau, kini menjadi fokus utama bagi program ini.

Dengan melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan TWA, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi lingkungan serta memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi penduduk setempat.

“Saat ini dalam taraf pengembangan, dan saya berharap 2025 sudah bisa menjadi objek wisata,” harap Danny.

TWA Pulau Pombo merupakan kawasan konservasi yang paling dekat dengan Pulau Ambon yaitu dengan waktu tempuh 45 menit dari pusat kota, termasuk 15 menit menggunakan perahu cepat dari Pelabuhan Tulehu.

Sebelumnya Pulau Pombo menjadi cagar alam dan perairan di sekitarnya memiliki fungsi sebagai taman wisata alam laut. Pada 2022, bagian darat Pulau Pombo berubah fungsi menjadi TWA sehingga total kawasan konservasi Pulau Pombo menjadi 218,75 hektare (211,83 hektare pada bagian perairan laut dan 6,29 hektare pada bagian darat).

Saat ini TWA Pulau Pombo sedang dalam tahap penataan yang mana arah pengelolaannya adalah pariwisata berkelanjutan agar memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar, namun tetap melindungi nilai penting ekologi di dalamnya.

Diharapkan, melalui sinergi antara BKSDA Maluku, masyarakat lokal, dan berbagai pemangku kepentingan, TWA Pulau Pombo akan menjadi contoh sukses dalam pengelolaan kawasan konservasi yang inklusif dan berkelanjutan.

Baca juga: BKSDA Maluku terima penyerahan satwa dilindungi dari Polda Maluku

 

Pewarta: Winda Herman
Editor: Evi Ratnawati
COPYRIGHT © ANTARA 2024