Pamekasan (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan Saifudin menyatakan sebanyak lima orang warga positif terserang difteri, bahkan satu di antaranya meninggal dunia.

"Pasien yang meninggal ini masih berusia tujuh tahun," katanya di Pamekasan, Jawa Timur, Kamis.

Difteri merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejala jenis penyakit ini di antaranya, ada tanda rasa sakit di tenggorokan, demam, lemas hingga membengkaknya kelenjar getah bening selaput lendir.

"Dan, jika tidak tertangani, si pasien dapat meninggal dunia," katanya.

Penyakit Difteri ini, sambung dia, sebenarnya dapat menyerang semua kalangan. Akan tetapi yang selama ini terjadi, paling banyak pada anak-anak.

Baca juga: Wanita usia subur diingatkan untuk lengkapi imunisasi tetanus difteri
Baca juga: Kemenkes: Difteri dapat sebabkan kematian dalam waktu 72 jam


Penyakit ini sangat berbahaya karena menyerang saluran pernafasan, dan penularannya sangat cepat.

Difteri tergolong penyakit menular berbahaya dan berisiko mengancam jiwa. Orang yang terjangkit bisa berisiko menimbulkan infeksi serius, komplikasi dan berpotensi mengancam nyawa.

"Oleh sebab itu, penyakit difteri tergolong penyakit yang berpeluang fatal yang membutuhkan penanganan segera," katanya.

Berdasarkan data Dinkes Pemkab Pamekasan, kasus difteri mulai menyerang warga Pamekasan pertama kali pada awal Februari 2018.

Kala itu sebanyak 10 anak dinyatakan positif terserang penyakit difteri, akan tetapi tidak ada yang meninggal dunia, karena penanganan dilakukan dengan cepat, dan sistem deteksi dini diberlakukan dengan menerjunkan semua kader posyandu yang tersebar di 178 desa dan 11 kelurahan se-Kabupaten Pamekasan.

 

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Indra Gultom
COPYRIGHT © ANTARA 2024