Jakarta (ANTARA) - Dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB University Dr Siti Amanah mengingatkan pentingnya produksi dan konsumsi pangan yang berkelanjutan di Tanah Air.

“Salah satu perspektif yang berkembang dalam beberapa dasawarsa berkaitan dengan pendekatan penyuluhan sensitif gizi adalah produksi dan konsumsi yang berkelanjutan, yang juga bertujuan untuk mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Emas pada 2045,” ujar Siti Amanah dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan IPB melalui program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) melakukan pengabdian kepada masyarakat di Kampung Kajanan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, dengan mengusung inovasi Pendekatan Penyuluhan Sensitif Gizi sebagai Investasi Modal Manusia menuju Indonesia Emas atau PENYINTAS.

Tim Dospulkam “PENYINTAS” menekankan bahwa Tim PKK berperan penting sebagai penyuluh swadaya dalam membantu transformasi perilaku ke arah yang lebih baik dalam menerapkan 10 Program Pokok PKK yang sangat mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Baca juga: Peserta dari 17 negara ikuti pelatihan kelola kelapa sawit di Bogor

Baca juga: IPB University kembangkan benih padi cerdas iklim


“Persoalan produksi dan konsumsi pangan, serta kesehatan yang dihadapi oleh individu, kelompok, dan masyarakat sangat bervariasi, dan bersifat multidimensi. Melalui inovasi ini, diharapkan dapat mendorong terjadinya transformasi perilaku individu, kelompok dan masyarakat dalam produksi dan konsumsi pangan,” kata dia.

Kader dan anggota PKK di wilayah tersebut juga merupakan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT), memiliki usaha olahan pangan yang bervariasi. Pangan yang diolah dengan benar dan tepat sesuai prinsip Hazard Analyisis and Critical Control Point (HACCP), akan menjamin mutu pangan yang diproduksi dan dikonsumsi.

“Meskipun di tingkat KWT belum terlalu mengenal istilah HACCP, tim PKK dan penyuluh setempat diharapkan perannya dalam mengedukasi dan mendampingi para KWT dalam memproduksi pangan yang sehat dan aman,” ucap dia.

Selain aspek produksi, Tim Dospulkam juga mengingatkan kembali mengenai pentingnya menerapkan gaya hidup sehat serta menerapkan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) yang relatif mudah diterapkan, karena Indonesia sangat kaya akan sumber-sumber pangan lokal yang memiliki nilai gizi tinggi.

Program tersebut juga membahas mengenai diversifikasi pangan, pengemasan produk, promosi produk secara online, manajemen keuangan usaha, dan upaya memelihara kesehatan.

“Melalui program Dospulkam ini, diharapkan usaha KWT dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat secara berkelanjutan,” kata dia.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buleleng, I Gede Putra Aryana, SSos MAP, mengatakan pihaknya terbuka untuk berkolaborasi dengan IPB University, terlebih saat ini, Kabupaten Buleleng Tengah mengembangkan “kembali” tanaman shorgum di beberapa kecamatan.

Aryana menjelaskan produksi sorgum antara lain bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan pangan dan penganekaragaman konsumsi pangan.

“Saat ini fokus di Kecamatan Busung Biu dan Seririt. Tanaman sorgum ini memang dikenal juga dengan jagung buleleng, dan bahkan pada lambang Kabupaten Buleleng juga terdapat gambar sorgum (jagung gimbal),” kata Aryana.*

Baca juga: Pemeriksaan hewan kurban di Jakbar dilakukan hingga 20 Juni

Baca juga: Atase pendidikan Jepang beri dukungan untuk SV IPB University


Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2024