Washington (ANTARA) - Produk Domestik Bruto (PDB) riil Amerika Serikat (AS) untuk kuartal pertama (Q1) 2024 tumbuh 1,4 persen secara tahunan. Angka tersebut 0,1 poin persentase lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, demikian menurut perkiraan ketiga sekaligus terakhir yang dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS pada Kamis (27/6).

Revisi naik ini terutama disebabkan oleh revisi turun pada impor, yang merupakan faktor pengurangan dalam perhitungan PDB, dan revisi naik pada investasi tetap nonperumahan dan belanja pemerintah. Revisi-revisi ini sebagian diimbangi oleh revisi turun pada sektor belanja konsumen, seperti yang diungkapkan dalam laporan tersebut.

Data terbaru itu menunjukkan perlambatan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan kuartal keempat (Q4) 2023, ketika PDB riil AS tumbuh sebesar 3,4 persen.

Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, perlambatan PDB riil terutama mencerminkan perlambatan belanja konsumen, ekspor, dan belanja pemerintah negara bagian dan daerah, serta penurunan belanja pemerintah federal, ungkap laporan tersebut. Namun, penurunan ini sebagian diimbangi oleh percepatan dalam investasi tetap perumahan.

Dalam pertemuan kebijakan selama dua hari sebelumnya pada bulan ini, Federal Reserve (The Fed) AS mempertahankan suku bunganya dan memperkirakan akan melakukan satu kali pemangkasan suku bunga pada tahun ini. Hal tersebut didasarkan pada data harga konsumen terbaru yang menunjukkan bahwa inflasi tampaknya mulai mereda.

"Sepertinya kondisi mulai terlihat jelas bagi The Fed untuk mulai memangkas suku bunga. Perekonomian AS sedang melambat, inflasi bergerak turun mendekati target inflasi 2 persen The Fed, dan ketegangan mulai muncul di sistem perbankan," kata Desmond Lachman, seorang senior fellow di American Enterprise Institute sekaligus mantan pejabat Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), kepada Xinhua.

Namun demikian, Lachman tidak berpikir bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga menjelang pemilihan presiden AS "kecuali ada alasan yang kuat" untuk melakukannya.

"Hal ini membuat kemungkinan besar The Fed baru akan mulai memangkas (suku bunga) pada November. Ini juga berarti kemungkinan besar The Fed sekali lagi berada dalam posisi di mana mereka akan terlambat melakukan langkah-langkah yang cukup untuk mencegah terjadinya resesi," ujarnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2024