Berlin (ANTARA News) - Peraih Nobel Kesusateraan dari Jerman, Guenter Grass, tetap akan menerima penghargaan karena mempromosikan rekonsiliasi Jerman-Polandia, sekalipun ia menampik penghargaan itu menyusul pengakuan yang menghebohkan bahwa dirinya pernah bertugas dalam pasukan elite Nazi, Waffen SS, penyelenggara menyatakan Rabu. "Kami telah sepakat, Grass merupakan pemenang penghargaan itu untuk 2006," kata Willy Xylander, ketua dewan juri International Bridge Prize dari dua kota, Goerlitz di Jerman, dan Zgorzelec di Polandia. "Itu akan dicatat dalam sejarah bersama dengan kenyataan bahwa ia menolak menerimanya," tambahnya, seperti dilansir AFP. Grass, 78 tahun, bulan lalu menegaskan dirinya tak mau menerima penghargaan tersebut, yang akan diserahkan pada Desember mendatang, karena ia tak mau hubungan antara Jerman dan Polandia menjadi tegang. Kemarahan di antara kedua negara bertetangga mengenai Perang Dunia II muncul kembali baru-baru ini ketika pameran mengenai orang yang terlantar akibat berbagai konflik dibuka di Berlin. Pameran itu meningkatkan ketegangan politik antara Berlin dan pemerintah baru di Warsawa. Grass menuai kecaman pada bulan lalu ketika ia mengungkapkan dirinya pernah bertugas selama beberapa bulan dalam pasukan elite Nazi Jerman, Waffen SS. Ia tetap membisu tentang hal itu selama lebih dari enam dasawarsa, seraya mendesak rakyat Jerman agar menerima masa lalu negara itu yang kelam dan berlumuran darah. Pengarang yang terkenal berkat bukunya "The Tin Drum" itu menceritakan kembali pengalaman masa lalunya dalam otobiografi barunya "Peeling Onions". (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006