Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto di hadapan prajurit TNI Angkatan Udara saat Reuni Walet 2024 di  Skadron Udara 4 Wing 2 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh mengingatkan bahaya judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol).

Dalam acara Reuni Walet 2024 di Skadron Udara 4, Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur, Sabtu, Hadi berpesan para prajurit harus menjaga diri mereka dari bahaya tersebut.

“Pemain judol dari Skadron 4 Alhamdulilah tidak ada. Jangan main, berbahaya. Sudah pinjam online, kalah judol. Akhirnya, bunuh diri nanti,” kata Menko Hadi ke para prajurit sebagaimana dikutip dari siaran resmi Kemenko Polhukam RI yang dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

Dia menyampaikan data Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menunjukkan tidak ada prajurit TNI AU di Skadron 4 yang bermain judi online. Kepatuhan itu, Hadi melanjutkan harus dipertahankan.

“Jangan sampai Skadron (Udara) 4 bermain,” kata dia.

Dalam acara yang sama, Hadi, yang merupakan mantan Panglima TNI dan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, juga berpesan kepada para perwira TNI AU, terutama penerbang-penerbang dari Skadron Udara 4 untuk terus meningkatkan kemampuan diri di tengah kemajuan teknologi digital.

“Sekarang semua berbicara menggunakan sistem. Dimensi digital sudah menguasai dunia. Jadi, jangan pernah berhenti untuk menuntut ilmu,” kata Menko Hadi.

Hadi juga menyambut baik acara Reuni Walet 2024 yang mempertemukan penerbang dari Skadron Udara 4 dari masa ke masa. Dia menilai silaturahim dan kebersamaan harus selalu dijaga.

“Tidak usah sungkan kalau ke Jakarta menghubungi seniornya. Jadi, apa yang disampaikan Pak Yushan menceritakan karier ini sebagai virus untuk junior agar dapat mengikuti jejak seniornya,” kata Hadi Tjahjanto.

Yusan yang disebut Hadi merujuk pada Marsekal Muda TNI (Purn.) Yushan Sayuti, yang jabatan terakhirnya Komandan Pusat Polisi Militer TNI AU (Danpuspomau), dan pernah juga menjabat sebagai Panglima Komando Operasi Udara TNI Angkatan Udara II.

Istilah “Walet” pada awalnya merujuk pada awak pesawat pengintai Cessna 401A/402A, yang kemudian menjadi callsign pesawat itu atas usulan dari Capt. Pilot Kapten Pnb Chaerudin Ray pada 1985. Dalam perjalanannya, callsign Walet dikukuhkan sebagai callsign penerbang pesawat-pesawat yang bernaung di bawah Skadron Udara 4. Kemudian, untuk pemberian Walet Number diurut berdasarkan senioritas, tetapi setelah Walet 15 ada perubahan aturan, Walet Number diberikan kepada para Captain Pilot.

Marsekal TNI (Purn.) Hadi Tjahjanto merintis karier militernya di Skadron Udara 4 sebagai penerbang pesawat angkut ringan. Di Skadron Udara 4, Hadi saat masih perwira muda berpangkat letnan dua menerbangkan pesawat Cassa untuk berbagai operasi militer perang dan operasi militer selain perang. Kemudian, dia juga pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Latihan Skadron Udara 4.
Baca juga: Menko Hadi tegaskan Satgas Judi Online putus jalur main judi online
Baca juga: Jawa Barat & DKI Jakarta jadi provinsi dengan penjudi online terbanyak
Baca juga: Kasal kembangkan Skadron Udara 700 untuk tingkatkan kekuatan UAV AL

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Guido Merung
COPYRIGHT © ANTARA 2024