Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong perluasan pasar dan kapasitas industri kecil menengah (IKM) sektor kerajinan logam sehingga bisa meningkatkan daya saing industri tersebut di dalam negeri maupun secara global.
 
 
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, mengatakan, keharusan perluasan pasar tersebut guna menghadapi dinamika kondisi perekonomian dunia yang berpengaruh terhadap pasar ekspor.
 
 
 
Reni mengatakan untuk mewujudkan peningkatan daya saing itu, pihaknya telah melaksanakan berbagai rangkaian kegiatan pembinaan bagi IKM kerajinan logam, di antaranya pendampingan automasi proses produksi, seperti yang dilakukan di sentra kerajinan di Tumang, Boyolali, Jawa Tengah.
 
 
 
"Kami membantu mengatasi permasalahan proses produksi dalam hal pembentukan pattern atau tekstur pelat tembaga yang masih dikerjakan secara manual sehingga berdampak pada kurang efektifnya kinerja dan produktivitas para pekerja terutama untuk produk yang memiliki permintaan pasar besar,” kata dia.
 
 
 
Menurut dia, program automasi yang dilakukan oleh pihaknya tersebut membantu para IKM di daerah Boyolali untuk bisa meningkatkan kapasitas produksi, mengoptimalkan waktu kerja, serta menurunkan kuantitas material yang terbuang. Sehingga hal itu dapat secara langsung menaikkan kapabilitas pelaku IKM kerajinan logam untuk melakukan ekspansi pasar baik di dalam negeri maupun internasional.
 
 
 
"Intervensi teknologi perlu dilakukan melalui otomasi proses produksi, yang dalam hal ini berupa mesin pembuat tekstur pelat tembaga, dengan harapan agar IKM Kerajinan Logam baik di Tumang maupun sentra kerajinan logam lain di seluruh Indonesia dapat memanfaatkan mesin tersebut dan beralih ke proses produksi kerajinan logam yang lebih efektif dan efisien,” kata dia.
 
 
 
Adapun Kemenperin menyampaikan pada 2023 nilai tambah industri kreatif mencapai Rp1.414,8 triliun atau tumbuh 10,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai Rp1.280,42 triliun.
 
 
 
Dari nilai tersebut, sektor fesyen dan kerajinan menjadi dua sektor yang memiliki kontribusi terbesar, kedua dan ketiga dengan total kontribusi hingga 33 persen.

Baca juga: Kemenperin gelar Creative Fest 2024 dorong inovasi industri kerajinan
Baca juga: Kemenperin ikhtiarkan hambatan impor BMTP-BMAD segera terbit
Baca juga: Pemerintah siapkan aturan untuk lindungi industri tekstil

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2024