Kediri (ANTARA News) - Ribuan ekor sapi betina di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, sangat berisiko mengalami keguguran, menyusul mulai maraknya serangan bakteri bernama "Brucellosis" atau biasa disebut dengan "Brocella". Kasi Kesehatan Hewan Dinas Kehewanan Kabupaten Kediri, drh Munfarid, Kamis menyatakan, wabah Brocella pernah terjadi di wilayahnya pada tahun 2003 lalu. "Saat itu ratusan ekor sapi, baik betina maupun pejantan yang terkena serangan bakteri Brocella langsung dipotong untuk menghindari meluasnya penularan," ujarnya. Sejak 28 Agustus lalu, sebanyak 474 ekor sapi betina yang mengalami gejala Brocella di tiga Kecamatan, yakni Ngadiluwih, Kras, dan Kandat terpaksa diberi vaksin jenis RB51. "Pemberian vaksin ini merupakan instruksi dari pemerintah pusat, dan selama tahun 2006 kami mendapatkan vaksin anti Brocella sebanyak 700 dosis," tuturnya. Dosis yang diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah hanya cukup untuk 700 ekor sapi. Padahal populasi sapi di Kabupaten Kediri mencapai 7.000 ekor sapi perah dan 77.000 ekor sapi potong, sesuai data terakhir yang dikeluarkan Dinas Kehewanan setempat. Penyakit tersebut, menurut penjelasan Munfarid, dapat menular pada manusia dengan gejala demam disertai suhu badan tinggi. Namun tidak sampai mematikan. Manusia yang tertular penyakit tersebut, disebabkan karena mengkonsumsi daging sapi yang dinyatakan positif terkena Brocella. "Sebenarnya pusat bersarangnya bakteri Brocella ini terdapat pada organ reproduksi sapi, baik betina maupun pejantan dan organ menyusui. Makanya sapi yang dipotong karena Brocella harus dibuang organ-organ tersebut," ucapnya mengingatkan. Selain Kediri, daerah-daerah rawan serangan Brocella di Jatim, diantaranya Blitar, Tulungagung, Malang, dan Surabaya, yang mulai tahun ini selalu mendapatkan bantuan vaksin jenis RB51 dari pemerintah pusat.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006