Jakarta (ANTARA) - Direktur Treasury dan International Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Eka Fitria menyampaikan, perseroan terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) guna menjawab tantangan dan persaingan di pasar (market).

“Kami di Bank Mandiri, core pertama berkenaan dengan (aspek) people itu adalah bagaimana kita bisa secara berkesinambungan terus-menerus mempersiapkan manusia-manusia yang selalu upgrading their skills and upgrading our mindset,” kata Eka saat diskusi panel Peran Investor Institusional terhadap Kinerja Manajemen dan Perusahaan dalam “Road to Indonesia Management Summit 2024” di Jakarta, Senin.

Eka mengatakan, pembekalan bagi SDM di Bank Mandiri sudah dimulai sejak tahap awal, mulai dari manajemen level bawah hingga atas. Ini juga berlaku di banyak perusahaan anak Bank Mandiri sehingga talenta Mandiri Group dipastikan mampu menghadapi tantangan di industri keuangan secara luas.

“Di level top management, sudah sering CEO Bank Mandiri tiba-tiba dicabut untuk berkiprah dan berkontribusi baik di pemerintahan maupun di tempat lainnya. Siapapun yang nanti harus menjadi suksesor, itu sudah disiapkan succession plan yang terstruktur, baik dari sisi top management maupun middle management,” kata Eka.

Kemudian terkait dengan aspek culture, Eka mengatakan bahwa perseroan juga melakukan pelatihan ulang (retraining) karyawannya untuk bisa beradaptasi dengan digital mindset tanpa harus melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan (lay off) besar-besaran walaupun bank mengurangi jumlah kantor cabang.

Eka menambahkan, pembekalan bagi SDM saja juga tidak akan berjalan optimal apabila tidak ada perbaikan sistem teknologi. Hal ini penting sebab menjadi penunjang utama untuk dapat memastikan manajemen siap menghadapi tantangan.

“Seluruh aspek itulah yang mendukung untuk memastikan Bank Mandiri bisa tetap menjawab tantangan-tantangan meskipun kondisi market yang memang sangat menuntut untuk agile,” kata dia.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Schroders Indonesia Michael Tjoajadi menekankan pentingnya suatu perusahaan memiliki visi dan misi jangka panjang yang direpresentasikan lewat kinerja manajemen.

Investor, kata dia, tidak hanya menilai kinerja keuangan perusahaan melainkan juga memastikan apakah manajemen memiliki perangkat-perangkat yang cukup untuk mendukung tujuan perusahaan ke depan.

“Kita selalu menyadari bahwa apapun yang saya investasikan sekarang bukan mengenai numbers. Begitu saya menanamkan uang, saya akan melihat bagaimana ke depan. Dan bagi kami, melakukan investasi itu tidak seperti retail investor yang bisa trade sehari atau dua hari. Kita selalu melihat bahwa kita punya horizon investment untuk tiga hingga lima tahun ke depan,” kata Michael.

Dia menambahkan, investor juga senantiasa membandingkan kinerja antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya tidak hanya dalam cakupan lokal tetapi juga global. Melalui kapabilitas manajemen yang baik, perusahaan diharapkan mampu menjawab tantangan eksternal, seperti geopolitik dan geo-ekonomi, serta tantangan teknologi yang terus berkembang.

“Karena kita menjadi pemegang saham. Dan pemegang saham kita ikut menanggung penurunan daripada revenue atau penurunan daripada profitability. Dan kita tidak me-manage (perusahaan), tapi kita trust kepada manajemen. Tapi manajemen itu bagaimana kita trust, tentu kita monitor,” kata Michael.

Baca juga: Bank Mandiri capai peringkat “BBB” dari Fitch Ratings
Baca juga: Bank Mandiri rilis Livin’ KPR, permudah nasabah ajukan kredit rumah
Baca juga: Bank Mandiri optimis Livin tumbuh positif berkat jual tiket Bruno Mars

 

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2024