Semarang (ANTARA News) - Obligasi Ritel Indonesia (ORI) bukan pesaing reksa dana karena itu keberadaannya tidak akan mengganggu pemasaran reksa dana, bahkan dengan bertambanya instumen pasar uang seperti itu malah lebih baik, kata Direktur Mandiri Manajemen Investasi Denny R Thaher. "ORI maupun reksa dana memiliki perbedaan dalam sasaran pemasarannya, karena itu keberadaan ORI tak akan memengaruhi penetrasi pasar reksa dana," katanya di Semarang, Kamis. Ia menegaskan, pemerintah hanya menargetkan penjualan ORI pada tahun ini sekitar tiga triliun rupiah, jauh lebih kecil dibanding potensi pasar reksa dana yang mencapai puluhan triliun rupiah. Akumulasi investasi reksa dana hingga sekarang, menurut Denny, sekitar Rp37 triliun dan diperkirakan pada tahun mendatang jumlahnya semakin bertambah besar seiring bertambahnya wawasan masyarakat terhadap alternatif untuk investasi dan membaiknya ekonomi makro nasional. Menurut dia, dibandingkan dengan dana pihak ketiga (DPK) yang ada di bank nasional, kapitalisasi reksa dana memang masih sangat kecil, tidak sampai 10 persen, namun pada waktu mendatang persentasenya akan bertambah besar, karena reksa dana memberi peluang untuk memperoleh imbalan lebih tinggi daripada bunga deposito/tabungan. "Sejak satu tahun lalu PT Mandiri Manajemen Investasi sudah melakukan `road show` ke sejumlah daerah di Indonesia untuk memberi pendidikan kepada investor mengenai investasi reksa dana," katanya. Menurut pemantauan PT MMI, reksa dana diminati oleh investor karena mnemberikan hasil (return) lebih tinggi dibandingkan bunga deposito dan tanpa dikenai pajak. Investor juga sudah mulai memiliki pola pikir jangka panjang serta mengenal berbagai produk investasi yang ditawarkan oleh manajer investasi," katanya. Ia mengemukakan, salah satu jenis reksa dana yang saat ini mulai diminati investor pemula adalah reksa dana terproteksi, karena reksa dana ini mendapat perlindungan terhadap investasi awal. Aset reksa dana terproteksi di industri keuangan ini mencapai Rp9,9 triliun, meningkat 230 persen dari awal 2006 yang baru mencapai tiga triliun rupiah. "Pertumbuhan pesat inilah yang mendorong PT MMI terus berinovasi untuk mengembangkan produk reksa dana terproteksi," katanya. "Kami saat ini sedang memasuki penawaran produk jasa dana terproteksi Mandiri Government Protected Fund Seri VI. Produk ini diharapkan bisa mengikuti sukses lima produk PT MMI sebelumnya, yaitu Reksa Dana Terproteksi Mandiri Government seri I hingga seri V," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006