Beijing/Astana (ANTARA) - Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization/SCO) terhubung secara alami dengan usulan yang kerap diasosiasikan dengan Presiden China Xi Jinping, yakni Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI).

Keenam anggota awal SCO terletak di sepanjang jalur perdagangan kuno yang sibuk antara Timur dan Barat, dan pemimpin China ini memperkuat lebih lanjut hubungan tersebut.

Saat kunjungan kenegaraan ke Kazakhstan pada September 2013, Xi mengusulkan Sabuk Ekonomi Jalur Sutra, yang merupakan komponen esensial dari BRI. Beberapa hari kemudian, ketika berpidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) SCO di Bishkek, Xi menyerukan negara-negara anggota untuk meneruskan semangat Jalur Sutra.

Dalam satu dekade ini, Xi telah menggunakan BRI sebagai pendorong utama untuk mempromosikan kerja sama praktis China dengan negara-negara SCO dan untuk mempercepat pembangunan.

Dengan menyelaraskan strategi pembangunan masing-masing, China dan negara-negara anggota SCO telah mencatatkan hasil yang bermanfaat dalam peningkatan konektivitas infrastruktur, perdagangan, dan keuangan.

Sebelumnya pada bulan ini melalui tautan video, Xi bersama dengan Presiden Kirgizstan Sadyr Japarov dan Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, memuji penandatanganan perjanjian antarpemerintah di Beijing mengenai jalur kereta China-Kirgizstan-Uzbekistan.

Jalur kereta tersebut, sesuai yang telah direncanakan, akan dimulai di Kashgar, sebuah kota di wilayah barat Xinjiang, China barat laut, dan memasuki wilayah Uzbekistan melalui Kirgizstan. Nantinya, jalur kereta itu dapat menjangkau Asia Barat dan Asia Selatan, menjadi arteri transportasi utama di benua Asia.

Dalam pesan videonya, Xi menggambarkan jalur kereta tersebut sebagai salah satu proyek konektivitas yang strategis antara China dan Asia Tengah dan sebuah proyek penting dari upaya kerja sama ketiga negara di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra.

Terletak di jantung Benua Asia, pembangunan di Asia Tengah telah lama terhambat oleh kurangnya pelabuhan. Setelah rampung, jalur kereta ini akan mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut produk-produk Asia Tengah ke pasar-pasar global utama dan memfasilitasi integrasi Asia Tengah dengan rantai industri dan pasokan global, sehingga dapat meningkatkan pembangunan regional.

Proyek jalur kereta itu pertama kali diusulkan pada 1990-an. Selama bertahun-tahun, Xi menaruh perhatian besar pada proyek ini.

Dalam interaksinya dengan para pemimpin Kirgizstan dan Uzbekistan, yang keduanya merupakan anggota SCO, dia berulang kali menyerukan upaya bersama untuk memulai kembali proyek jalur kereta transformatif ini.
 
Presiden China Xi Jinping menyampaikan pidatonya di Universitas Nazarbayev di Astana, Kazakhstan, pada 7 September 2013. (Xinhua/Wang Ye)   

Mantan sekretaris jenderal SCO Vladimir Norov memuji BRI sebagai "sebuah platform penting untuk kerja sama multilateral" yang memberi manfaat bagi negara-negara Asia Tengah yang terkurung daratan (landlocked), termasuk negara asalnya, Uzbekistan. BRI telah memberikan "kesempatan untuk memasuki pasar dunia dengan leluasa."

Jalur kereta itu hanyalah salah satu aspek dari peningkatan kerja sama China dengan negara-negara anggota SCO.

Berkat peningkatan konektivitas, perdagangan pun berkembang pesat. Selama setahun terakhir, perdagangan antara China dan lima negara Asia Tengah mencapai rekor tertinggi sekitar 90 miliar dolar AS atau naik lebih dari 27 persen secara tahunan (year on year).
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024