Jakarta (ANTARA) - Koalisi Indonesia Bebas Tar (Kabar) menyinergikan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia untuk menekan bahaya penggunaan tembakau melalui Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024. 

"Masalah merokok telah menjadi tantangan kesehatan global yang serius. Di Asia Pasifik, dampaknya sangat signifikan, baik dalam hal kesehatan masyarakat maupun sosio-ekonomi," kata Ketua Kabar Ariyo Bimmo dalam acara tersebut di Jakarta, Rabu.  
 
Meski demikian, kata Ariyo, di tengah-tengah tantangan ini juga terdapat kesempatan besar untuk menciptakan perubahan positif yang signifikan.
 
Kesempatan untuk mengurangi masalah akibat merokok, lanjut dia, dapat diwujudkan dengan upaya serta dukungan dari para pemangku kepentingan untuk fokus pada pendekatan pengurangan bahaya berbasis bukti ilmiah dan inovasi.   
 
Dengan berfokus terhadap pendekatan tersebut, lanjut dia, negara-negara di Asia Pasifik, khususnya Indonesia, dapat mengurangi dampak negatif dari masalah merokok sambil tetap memberikan pilihan kepada perokok dewasa untuk beralih ke produk tembakau alternatif atau berhenti secara total.  
 
"Forum ini bukan sekadar tentang mengatasi masalah merokok saja, tetapi juga tentang mendorong pendekatan yang komprehensif dalam kebijakan publik, advokasi, edukasi masyarakat, dan dukungan terhadap solusi yang lebih rendah risiko, serta praktis bagi perokok dewasa," ujarnya.  
 
Konsumsi tembakau, kata Ariyo, juga merupakan salah satu faktor risiko yang bisa menyebabkan Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti kanker, kardiovaskular, hingga penyakit paru-paru kronis. Di Indonesia, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, jumlah perokok aktif telah mencapai 70 juta orang.  
 
Sebagai organisasi yang mendukung upaya pengurangan bahaya di Indonesia, Ariyo optimistis kolaborasi pihaknya dengan para pemangku kepentingan terkait dapat mencapai kemajuan yang signifikan dalam mengurangi prevalensi merokok.  
 
Terkhusus, kata dia, dalam mengatasi masalah perokok dewasa yang sukar berhenti demi terciptanya peningkatan kualitas kesehatan publik secara keseluruhan dan berkelanjutan.
 
"Harapannya, dapat terjalin diskusi yang konstruktif untuk menjawab tantangan masalah merokok dan memberikan referensi yang tepat dalam penyusunan kebijakan," ucapnya.
 
Untuk diketahui, gelaran APHRF 2024 terbagi ke dalam tiga sesi diskusi, dengan menghadirkan pembicara dari sejumlah pemangku kepentingan terkait seperti kalangan pemerintah, ilmuwan, akademisi baik nasional maupun internasional, serta asosiasi.

Baca juga: Lingkungan bebas asap rokok bisa terwujud dengan pembinaan kesadaran
Baca juga: SKSG-UI sosialisasikan permukiman bebas asap rokok turunkan stunting

Baca juga: Yogyakarta luncurkan gerakan Jogja Tertib Rokok

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
COPYRIGHT © ANTARA 2024