Jenewa (ANTARA) - China, yang berbicara atas nama sekelompok negara dalam sesi ke-56 Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa pada Senin (1/7), mendukung penguatan kerja sama internasional di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk memajukan hak-hak perempuan.

Saat menyampaikan sebuah pernyataan bersama atas nama lebih dari 80 negara, Chen Xu, perwakilan tetap China untuk Kantor PBB di Jenewa dan organisasi internasional lainnya di Swiss, menekankan potensi luar biasa dari perkembangan teknologi AI yang pesat untuk mendorong kemajuan ekonomi dan sosial serta memajukan peradaban manusia.

Menyoroti peran penting perempuan dalam mendorong pembangunan dan kemajuan sosial, pernyataan tersebut mengatakan bahwa tahun depan menandai peringatan 30 tahun diadopsinya Landasan Aksi dan Deklarasi Beijing (Beijing Declaration and the Platform for Action), yang harus dimanfaatkan sebagai peluang untuk memajukan kesetaraan gender guna memastikan perempuan menjadi partisipan kunci, kontributor kuat, dan penerima manfaat riil dari pengembangan kekuatan produktif berkualitas baru.

Landasan Aksi dan Deklarasi Beijing, yang dianggap oleh badan-badan PBB sebagai cetak biru paling progresif yang pernah ada untuk memajukan hak-hak perempuan, diadopsi oleh Konferensi Dunia Wanita keempat di Beijing pada 1995.
 
 Peserta menghadiri sesi ke-56 Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss, pada 1 Juli 2024. Tiongkok berbicara atas nama sekelompok negara pada sesi ke-56 Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di sini pada hari Senin, mengadvokasi penguatan kerja sama internasional di bidang kecerdasan buatan (AI) untuk mempromosikan hak-hak perempuan. (Xinhua/Lian Yi)


Untuk mencapai tujuan ini, Chen dalam pernyataannya mengajukan sebuah proposal berisi empat poin

Proposal tersebut menekankan penerapan sebuah pendekatan yang berpusat pada masyarakat, mendukung prinsip kesetaraan gender untuk mendorong partisipasi perempuan yang komprehensif, setara, dan bermakna dalam tata kelola AI.

Selain itu, proposal tersebut menyerukan kepatuhan terhadap prinsip nondiskriminasi, upaya untuk mencapai keadilan dan nondiskriminasi dalam sistem AI.

Proposal itu juga memprioritaskan etika dengan meningkatkan standar dan norma AI dalam memajukan kesetaraan gender.

Terakhir, proposal tersebut menekankan pentingnya menjaga kerja sama internasional untuk menjembatani kesenjangan AI dan bersama-sama mengatasi berbagai tantangan yang ditimbulkan AI terhadap perempuan di seluruh dunia.

Ini menjadi salah satu dari pernyataan-pernyataan yang diinisiasi China dalam pertemuan Dewan HAM tentang peran AI dalam memajukan hak-hak kelompok tertentu. China memperkenalkan sebuah inisiatif dalam sesi ke-53 Dewan HAM tentang memajukan hak-hak penyandang disabilitas dengan AI, dan inisiatif lainnya dalam sesi ke-55 Dewan HAM tentang memajukan hak-hak anak dengan AI. 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2024