Medan (ANTARA) - Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Sumatera Utara(Sumut) memastikan tidak ada data di tingkat provinsi  ini yang terdampak atas gangguan serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya.

Pelaksana Tugas Kadis Kominfo Sumut Achmad Yazid Matondang mengatakan Pemprov Sumut melakukan imigrasi data ke Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 1 sehingga wilayah itu tidak mengalami dampak terkait gangguan yang terjadi dalam beberapa pekan lalu.

"Kalau Pemerintah Sumut sendiri tidak berdampak. Semua layanan data hijau, karena kami imigrasi ke PDNS 1," ujar dia, di Medan, Rabu.

Dalam pengamanan data, dia mengaku pihaknya selalu rutin mem back-up dan me-monitoring data untuk mengantisipasi serangan siber, virus dan yang lainya.

"Provinsi Sumut sudah melakukan back up data ini sejak 2018. Sumut tidak pernah mengalami server down, setiap bulan-nya kami melakukan back up data," kata dia.

Namun, kata dia, serangan siber terhadap PDNS 2 tersebut mengakibatkan 22 kabupaten/kota di wilayah ini terdampak yang mengalami data-data terkendala.

"Ada 22 kabupaten/kota yang melakukan migrasi data ke PDNS 2 tersebut. Ke 22 kabupaten/kota tersebut terdampak atas serangan itu," kata dia.

Saat ini, lanjut dia, 22 kabupaten/kota tersebut sudah melakukan koordinasi dengan pemangku kebijakan terkait untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.

"Pemprov sudah berkoordinasi kabupaten/kota yang terdampak dari PDNS 2. Badan Siber Sandi Negara
juga sudah membuat list kepada mereka untuk mengisi survei yang terdampak," kata dia.

Sementara itu, Menko Polhukam Hadi Tjahjanto memastikan layanan Pusat Data Nasional Sementara 2 pulih bulan ini.

Upaya yang dilakukan Hadi dan jajaran Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Badan Siber Sandi Negara yakni dengan mem-backup atau mencadangkan PDNS 2 dengan cold site yang akan ditingkatkan dengan hot site di Batam.

Tidak sampai di situ, pihak Menko Polhukam juga mengupayakan perlindungan data yang berlapis dari di PDNS 2 dengan cloud yang dipantau langsung oleh BSSN.

"Setiap pemilik data center juga memiliki backup sehingga paling tidak ada tiga lapis sampai empat lapis backup tersebut, kemudian juga akan kita backup dengan cloud cadangan," tutur Hadi.
Baca juga: Komnas HAM minta APH usut kasus peretasan PDNS 2
Baca juga: Tip cegah serangan "ransomware" pada Pusat Data Nasional 

 

Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean
Editor: Guido Merung
COPYRIGHT © ANTARA 2024