Jakarta (ANTARA News) - Pengadaan 800 unit tabung elpiji berkapasitas tiga kg yang dilakukan PT Pertamina (Persero) terkendala ketersediaan pelat baja di dalam negeri khususnya dari PT Krakatau Steel. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal di Jakarta, Jumat mengatakan, kemungkinan pelat baja baru tersedia pada Nopember 2006. "Namun, kami tetap targetkan pengadaan 800 ribu tabung dapat selesai akhir tahun ini," ujarnya. Sebelumnya, Pertamina menargetkan proses pengadaan tabung dapat dimulai pada September ini. Pertamina telah mengundang 14 perusahaan di antaranya Sudiron, Pelangi, dan Dana Kencana dalam pengadaan tabung itu. Faisal mengatakan, kalau ke-14 perusahaan tabung tidak bisa memproduksi sebanyak 800 ribu unit, maka Pertamina akan mengimpor kekurangannya. Pertamina akan menjual tabung ke konsumen pada harga Rp120 ribu. Pertamina telah menyiapkan dana Rp569 miliar yang berasal dari anggaran Pertamina tahun 2006 untuk pengadaan 800 ribu unit tabung tersebut. Nantinya, Pertamina akan mengklaim pengeluaran dana itu ke pemerintah yang diambil dari penghematan subsidi minyak tanah. Pertamina yang telah ditunjuk pemerintah sebagai pelaksana konversi elpiji akan memulai program pada Januari 2007. Pada 2007, Pertamina menargetkan program konversi dapat mengalihkan pemakaian 988.279 kiloliter minyak tanah dengan 567.767 ton elpiji. Skenario itu menghemat subsidi minyak hingga Rp743 miliar. Selain itu, Pertamina juga menyiapkan skenario optimis sesuai permintaan Wapres Jusuf Kalla yakni mengalihkan 1,74 juta kiloliter minyak tanah dengan satu juta elpiji dengan potensi penghematan Rp1,3 triliun.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006