Bandung (ANTARA News) - Bank Indonesia memperkirakan suku bunga (BI rate) pada akhir tahun bisa diturunkan menjadi 10 persen jika inflasi sampai akhir tahun bisa di bawah target pemerintah 8 persen. "Kalau inflasi kita yakini pada tahun 2006 sebesar 8 persen atau 7,5 persen, dengan margin selisih suku bunga 2 - 3 persen, maka BI rate bisa dalam koridor 10 - 10,5 persen," kata direktur direktorat Perencanaan Strategis dan Humas Budi Mulya dalam pelatihan wartawan di Bandung, Jumat. Budi Mulya mengatakan meski angka tersebut bukan merupakan angka yang presisi tetapi kisaran suku bunganya akan tetap di antara 10 - 10,5 persen. Suku bunga BI saat ini berada dalam posisi 11,25 persen dan dalam tren menurun setelah pada April 2006 berada di level 12,75 persen. Ditambahkan Mulya, BI juga optimis laju inflasi hingga akhir tahun bisa di bawah target pemerintah 8 persen, mengingat laju inflasi hingga Agustus baru mencapai 3,67 persen. "Penurunan laju inflasi secara konsisten ini mencerminkan konsistensi kebijakan moneter yang ditempuh BI dalam membawa inflasi ke bawah," katanya. Budi Mulya juga meyakini, perkembangan berbagai indikator ekonomi yang terjadi sampai dengan Agustus 2006, telah menimbulkan optimisme akan membaiknya pertumbuhan ekonomi. "Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan lebih baik daripada perkiraan di pertengahan tahun, apabila pengeluaran pemerintah dapat dioptimalkan baik jumlah dan waktunya, pertumbuhan bahkan dapat lebih tinggi dari tahun 2005 sebesar 5,6 persen," katanya. Namun, BI melihat sumber inflasi pada Agustus khususnya ekspektasi inflasi ada indikasi meningkat seperti tercermin pada survei ekspektasi pedagang, yang ditengarai berasal dari gangguan pasokan dan distribusi yang mengakibatkan kelangkaan barang. Ia menjelaskan, untuk mencapai suatu target inflasi ke depan yang mengarah pada level inflasi yang optimal bagi perekonomian nasional, BI melihat masih ada beberapa hambatan dalam transmisi kebijakan yang menyebabkan pelonggaran kebijakan moneter harus dilakukan secara lebih hati-hati. Salah satu tantangan itu adalah menggalakkan sisi produksi yang akan memberikan efek ganda lebih besar bagi perekonomian. Tantangan lain adalah fungsi intermediasi perbankan yang masih terbatas, yang juga dipengaruhi oleh rendahnya penyerapan ekspansi pemerintah oleh perekonomian.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006