Bandarlampung, (ANTARA News) - Berkurangnya jumlah populasi ikan lumba-lumba di Teluk Kiluan, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, disebabkan pemburuan liar untuk umpan memancing atau menangkap ikan hiu. "Dua tahun lalu ketika saya ke lokasi itu, terlihat banyak lumba-lumba melompat. Bahkan mendekati perahu saat kita memancing," kata Bupati Tanggamus, Fauzan Sya`i, di Bandarlampung, Jumat (8/9). Namun sekarang, lanjut dia, sulit untuk menemukan kelompok ikan yang akrab dengan manusia karena jumlahnya mulai berkurang, mungkin tinggal sepertiga dibanding dua tahun sebelumnya. Informasi dari warga di sekitar teluk tersebut, banyak pemburu ikan lumba-lumba yang berasal dari luar Tanggamus, untuk dijadikan umpan menangkap ikan hiu. "Saya yakin pelakunya bukan warga Tanggamus, karena warga kami menganggap ikan tersebut sebagai sahabat," katanya, usai membuka "Kiluan Fishing Week". Mengenai apa upaya yang dilakukan pemerintah setempat untuk menangani penangkapan lumba-lumba, bupati Tanggamus itu mengatakan belum ada kegiatan khusus, namun tetap mempercayakan kepada jajaran polsek setempat dan polisi perairan. Fauzan menambahkan, dengan adanya kegiatan tersebut yang diikuti sekitar 80 peserta termasuk media cetak dan elektronik, dapat menyebarkan informasi bahwa ada daerah yang perlu dilestarikan. Gubernur Lampung Sjachroedin ZP pada sambutan tertulis mengatakan, pelaksanaan "Kiluan Fishing Week" sebagai ajang promosi daerah wisata bahari yang belum terdengar namanya seperti daerah wisata bahari lainnya di tanah air, namun cukup indah. Apalagi, perairan di Teluk Kiluan dan sekitarnya merupakan habitat asli bagi populasi satwa langka di Lampung, seperti lumba-lumba hidung botol dan lumba-lumba paruh panjang yang populasinya mulai menurun. "Selain itu, terdapat populasi penyu sisik dan hijau yang kelangsungan hidupnya kini sudah terancam oleh pemburu liar," kata dia. Sjachroedin menambahkan, Teluk Kiluan sebagai asset berharga yang harus tetap dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Karena itu, perlu ditata serapih mungkin dan jaga kelestarianya, serta dilengkapi dengan berbagai fasilitas pariwisata yang memadai, sehingga keberadaannya akan memberikan nuansa keindahan tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006