Bandarlampung (ANTARA) - Balai Pengembangan Daerah Aliran Sungai Way Seputih-Way Sekampung (BPDAS WSS) Lampung menyatakan ada 70 unit kebun bibit rakyat (KBR) yang membantu penyediaan bibit tanaman buah maupun tanaman hutan bagi warga yang dikelola secara swakelola oleh kelompok masyarakat.

"Di luar kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh BPDAS WSS, yaitu pengembangan kebun bibit rakyat dan kegiatannya melekat dengan aspirasi masyarakat yang ingin menanam dan mengembangkan jenis tanaman sesuai keinginan mereka," ujar Kepala BPDAS Way Seputih-Way Sekampung Lampung Idi Bantara di Bandarlampung, Jumat.

Baca juga: Menhut Akan Bantu Kebun Bibit Rakyat Lampung
 
Ia mengatakan hingga saat ini jumlah kebun bibit rakyat yang tersebar di berbagai daerah di wilayah itu sebanyak 70 unit yang dikelola oleh masyarakat.
 
"Kebun bibit rakyat ini merupakan program bantuan pemberdayaan pembuatan bibit, bisa berupa tanaman buah-buahan atau tanaman hutan kepada masyarakat di desa-desa. Nilainya biasanya per kelompok tani desa sebesar Rp100 juta untuk pengembangan kebun bibit rakyat," katanya.
 
Menurut dia, nantinya kelompok tani desa membuat bibit secara mandiri, merancang penanaman dan pengembangan bibit hingga melakukan penanaman secara mandiri.
 
"Nanti kalau sudah panen hasilnya sepenuhnya diberikan kepada masyarakat, sebab mereka yang mengelola, jadi bentuk pemberdayaan perekonomian masyarakat juga," ucap dia.
 
Dia mengatakan selain membantu menopang perekonomian dan membantu kelompok tani agar memiliki aktivitas, kegiatan pengadaan bibit melalui kebun bibit rakyat memiliki tujuan akhir untuk merehabilitasi hutan serta lahan, sehingga tutupan hutan makin bertambah.
 
"Yang ditanam oleh kelompok petani secara swakelola ini biasanya alpukat biji, sengon yang dilakukan di luar kawasan, kemudian mangrove, meski hanya 25 hektare, sudah dikelola menjadi tempat wisata sekaligus menjaga ekosistem," tambahnya.

Baca juga: Kemenhut terapkan KBR untuk perbaiki lahan kritis

Baca juga: Menhut Kecewa KBR Molor
 
Untuk mendukung beragam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, pihaknya juga memiliki persemaian permanen di Kabupaten Tanggamus dan Lampung Selatan.
 
"Persemaian permanen ini ada di Tanggamus dan Lampung Selatan, tepatnya di Karang Sari. Di situ siapapun boleh meminta bibit, tapi terbatas satu tahun hanya tersedia 1 juta benih dan biasanya di awal tahun ini 400-500 bibit sudah habis," ujarnya.

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA 2024