Addis Ababa (ANTARA) - Ethiopia sedang bergulat dengan krisis pengungsian internal cukup parah, dengan sekitar 4,5 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka terutama karena konflik yang terjadi hingga Juni, menurut laporan PBB yang dirilis pada Kamis (4/7).

Wilayah Somalia, Oromia, dan Tigray adalah daerah yang paling terkenal dampak, kata laporan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), dengan banyak orang mengungsi untuk waktu yang lama.

Lebih dari separuh pengungsi internal (IDP) telah terusir selama lebih dari satu tahun, sementara 23 persen lainnya telah mengungsi selama dua hingga empat tahun, dan 11 persen sisanya selama lima tahun atau lebih.

Upaya mitigasi krisis telah memfasilitasi kembalinya 3,3 juga IDP ke daerah asal mereka sejak Januari 2022. Namun, jumlah total pengungsi internal tetap tinggi akibat konflik yang masih berlangsung, dan krisis iklim telah memperburuk situasi.

Laporan tersebut menekankan perlunya dukungan berkelanjutan dan solusi yang tahan lama, termasuk memfasilitasi pemulangan jika kondisi keamanan memungkinkan, mendukung integrasi lokal, dan memelihara sistem pemantauan yang andal.

Krisis pengungsian di Ethiopia masih menjadi masalah kemanusiaan yang signifikan, dengan konflik yang terus berlanjut mendorong ketidakstabilan dan pengungsian di seluruh negeri.

Sumber: Anadolu

Baca juga: PBB umumkan 17 juta dolar untuk bantuan kekeringan di Ethiopia utara
Baca juga: Lembaga bantuan Oxfam peringatkan krisis kelaparan di Tigray, Ethiopia

Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2024