Tanjung Pandan (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat jumlah produksi lada di daerah itu selama tahun 2023 sebanyak 3.855 ton atau mengalami penurunan dibanding tahun 2022 yang mencapai 5.721,48 ton.

Kepala Bidang Perkebunan DKPP Belitung, Eflin Jenifa Ambarita di Tanjung Pandan, Jumat, mengatakan penurunan produksi lada dari 5.721,48 ton menjadi 3.855 ton disebabkan oleh berkurangnya luas kebun lada yang digarap masyarakat.

Disampaikan Eflin, luas tanam lada di Belitung pada 2023 seluas 8.309,79 hektare dibandingkan tahun 2022 mencapai luas yakni 8.857,99 hektare atau mengalami pengurangan luas kebun lada sekitar 584,20 hektare," ujarnya.

Ia menambahkan, berkurangnya luas kebun lada karena ada sebagai dialih fungsi dari kebun lada diganti tanaman kelapa sawit. Diharapkan produksi lada tahun 2024 ini minimal mampu bertahan atau sama dengan tahun 2023.

Namun, lanjut dia, ada juga petani yang sengaja meninggalkan tanaman lada dengan alasan tertentu sehingga tidak lagi terawat dan menghasilkan.

"Kondisi ini tidak terlepas dari minat petani dalam menanam lada di Belitung rendah karena harga lada sempat turun menyentuh Rp80 ribu per kilogram," katanya.

Namun, kata dia, saat ini harga lada di Belitung kembali naik mencapai rata-rata Rp120 ribu per kilogram.

"Sekarang kondisi harga lada di Belitung masih baik mencapai Rp120 ribu per kilogram cuma barang susah didapat karena produksi lada petani Belitung menurun," ujarnya.

Baca juga: Harga lada putih di Belitung capai Rp140 ribu per kilogram 
Baca juga: Prabowo bertekad jaga timah dan lada putih Bangka Belitung
Baca juga: Lada Bangka Belitung yang makin tergerus

 

Pewarta: Kasmono/Apriliansyah
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2024