Jakarta (ANTARA) - Dokter hewan jebolan Universitas Gadjah Mada, Radhiyan Fadiar Sahistya, memberikan beberapa kiat atau tips dalam memilih makanan kemasan kering yang baik untuk anabul (anak bulu) alias hewan peliharaan tersayang.

Tips dari saya, kalau teman-teman mau memilih produk yang bagus, ada dua hal yang bisa kita pertimbangkan, yang pertama kita melihat sisi kualitas dari produknya, yang kedua kita lihat dari kebutuhan si kucing,” kata dia pada gelar wicara di Central Park, Jakarta, Jumat (5/7) malam.

Daftar kandungan yang tertera pada kemasan produk makanan hewan, menurut Radhiyan, biasanya hampir mirip, meski dengan harga yang beragam.

Namun, ia mengatakan ada hal yang dapat membedakan di antaranya, yakni bahan baku yang digunakan suatu produk.

Radhiyan menyebut, umumnya produk makanan kemasan kering yang lebih murah memiliki kandungan tepung-tepungan yang lebih banyak ketimbang kandungan lainnya seperti protein, misalnya.

Hal tersebut dilakukan produsen untuk menekan harga produk. Sementara produk yang lebih mahal, umumnya menggunakan bahan baku premium yang kaya nutrisi lain ketimbang karbohidrat, kandungan yang tidak terlalu dibutuhkan oleh kucing.

Biasanya produk dengan harga lebih tinggi juga membuat produknya berdasarkan riset akademis dan laboratorium untuk dapat menciptakan produk terbaik bagi anabul.

Ilustrasi - Seekor kucing sedang digendong (ANTARA/Pamela Sakina)
“Kucing pada dasarnya, hewan karnivora sejati, yang mana kebutuhan nutrisi utamanya, protein, bukan karbohidrat, beda dengan anjing, kalau anjing masih bisa, kalau kucing tidak, terlalu banyak karbohidrat akan membuat tubuh kucing bergelambir dan tidak sehat,” imbuh Radhiyan.

Meski begitu, lanjut Radhiyan, bukan berarti seluruh produk makanan kemasan dengan harga tinggi selalu menjadi yang terbaik.

Ia menjelaskan, ada beberapa produk yang menawarkan kandungan nutrisi tinggi dan berkualitas, namun ternyata memiliki daya serap nutrisi yang kurang di tubuh anabul.

“Ada produk makanan yang dia memang, dari segi nutrisi kualitasnya tinggi, tapi, daya cernanya kurang, contoh, proteinnya 80, yang mampu terserap tubuh hanya 20, 60 keluar bersama kotoran. Ada juga produk yang proteinnya 80, yang mampu diserap tubuh 70, yang keluar hanya 10,” kata Radhiyan.

Untuk mengetahui makanan berkualitas yang nutrisinya juga dapat terserap dengan baik oleh tubuh anabul, menurut Radhiyan, perlu diperiksa melalui laboratorium.

Namun, pemilik hewan peliharaan dapat melihatnya secara kasat mata dengan menandai fisik anabul. Makanan berkualitas akan membuat tubuh anabul padat berisi namun tidak bergelambir.

“Dalam waktu 3-4 bulan akan terlihat, ketika produk makanan itu kandungan tepungnya rendah, bentuk badannya tidak akan bergelambir, tapi kalau bergelambir, artinya bahan bakunya lebih banyak tepung atau lemak,” ujar Radhiyan.

Selain itu, Radhiyan menambahkan, perlu untuk menyesuaikan makanan anabul dengan kebutuhanya, misalnya memilih makanan sesuai dengan label usia hewan yang tertera pada kemasan.

Baca juga: Perhatikan asupan makanan kucing agar tetap sehat dan hidup lama
Baca juga: Selain tulang, makanan ini pantang diberikan kepada kucing dan anjing


Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Azis Kurmala
COPYRIGHT © ANTARA 2024