Jakarta (ANTARA News) - Tim SAR dari TNI Angkatan Laut masih terus melakukan pencarian terhadap lima nelayan yang hilang di perairan Torasi, Merauke, Papua, meski dihadang ombak tinggi dan badai kencang.

Komandan Yonmarhanlan Xl Merauke Mayor Marinir Azrin, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa, mengaku telah menurunkan satu Sea Rider, serta didukung oleh unsur angkatan laut lainnya, yaitu KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, menyusul dua perahu karet yang sudah dikerahkan beberapa hari sebelumnya.

"Para prajurit marinir dipersenjatai secara lengkap," katanya seraya menyebutkan tim itu terdiri dari delapan orang personel Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan Xl (Yonmarhanlan Xl) Merauke dan tiga orang warga setempat.

Ia mengaku masih berada di laut untuk memimpin langsung jalannya pencarian kapal nelayan Merauke yang dikabarkan telah dibakar oleh tentara Papua Nugini (PNG), pada Kamis (6/2).

Azrin menjelaskan, berdasarkan pengakuan dari salah seorang saksi mata, Antonius Basik, sembilan nelayan Merauke melihat tiga kapal cepat seperti kandas di laut, namun para nelayan bermaksud mendekat dan menolong ketiga kapal cepat itu.

"Ketika sudah mendekat, terlihat beberapa tentara menggunakan pakaian lengkap dengan senjatanya, menghampiri perahu mereka dan menyuruh seluruh penumpang di dalam perahu turun di atas Reef (daratan pasir di tengah laut)," kata Azrin menirukan pernyataan Antonius.

Kemudian tentara PNG merampas sejumlah uang, satu dus rokok, dan dua jerigen bensin. Setelah itu tentara PNG membakar perahu nelayan asal Merauke. Para nelayan berusaha memadamkan api tapi tidak berhasil, sementara tentara PNG pun pergi meninggalkan mereka begitu saja.

Merasa nyawanya terancam, kata dia, para nelayan Merauke memutuskan untuk menyelamatkan diri dengan berenang sampai ke Pos Pengamanan Perbatasan RI-PNG di wilayah Torasi. Lima nelayan berhasil selamat sampai di pos tersebut, sementara lima nelayan lainnya hingga saat ini belum bisa diketahui nasibnya.

"Torasi letaknya paling ujung tenggara, tepatnya paling pojok bawah Pulau Irian. Tidak ada penghuni, hanya marinir yang bertugas sebagai penjaga perbatasan saja di sana," katanya.

Para nelayan yang selamat, yakni Antonius Basik, Yakobus Mahuze, Andi Mahuze, Silvester Basik, dan Maya Gabze. Sementara lima nelayan yang belum diketahui nasibnya: Alex Tjoa, Ferdi Tjoa, Roby Rahel,Jhon Kaize, dan Vikar.  (S037/R010)

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2014