Jogja, 18/8/1946 (ANTARA) - Tepat pada hari peringatan setahoen Indonesia Merdeka di Jogja diboeka Bank Negara Indonesia. Hadir dalam oepatjara pemboekaan terseboet, Wakil Presiden, Menteri Keoeangan, Menteri Pertahanan, Menteri Agama dan pembesar2 negeri lainnja.

"Maksoed kita memboeka Bank Negara ini", demikian keterangan Mr. A. Karim sekretaris Bank terseboet, "ialah oentoek memperkoeat kedoedoekan ekonomi kita". Selandjoetnja diterangkan djoega, bahwa Bank Negara ini membantoe mengatoer peredaran oeang, dan penetapan harga barang2.

Wakil Presiden dalam pidato samboetannja menerangkan, bahwa jang mendjadi standaard oeang kita ini boekannja emas, tetapi barang2 jang berharga jang djoega mendjadi tanggoengan oeang kita. Adapoen pokok kapitaal Bank Negara Indonesia ialah 10 djoeta roepiah oeang Repoeblik.

T. Margono Djojohadikoesoemo jang ditoendjoek mendjadi Presiden Direktoer Bank Negara terseboet antara lain menerangkan, bahwa djika disesoeatoe negara ekonomi dan segala apa jang bersangkoet paoet dengan keoeangan tidak teratoer, maka akan djatoehlah negara itoe.

Adapoen jang mendjadi pengoeroes Bank tersebut ialah: Presiden Direktoer: T. Margono Djojohadikoesoemo, direktur I: t. Sabaroedin, direktoer II: t. Soekasno, sekretaris: t. Mr. A. Karim.

Sumber: Pusat Data dan Layanan Informasi ANTARA

Baca juga: Antara Doeloe: Uang logam Rp. 0,50 mulai beredar
Baca juga: Antara doeloe : Uang kertas baru dari Rp.25

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ade irma Junida
COPYRIGHT © ANTARA 2024