Beijing, (ANTARA/PRNewswire)- Acara peresmian Trans-Caspian International Transportation Route telah berlangsung di Kazakhstan, Rabu lalu. Untuk pertama kalinya, sejumlah truk asal Tiongkok melintasi rute pengiriman barang yang menjangkau Laut Kaspia tersebut.

Sebelumnya, kereta kargo Tiongkok-Eropa yang berasal dari Tiongkok dan menyeberangi Laut Kaspia telah beroperasi selama dua tahun. Kini, sebuah jaringan transportasi komprehensif dan multidimensi yang menyatukan jalan raya, kereta api, wilayah udara, dan jalur pipa telah dibangun.

Sebagai dua anggota pendiri Shanghai Cooperation Organization (SCO), proyek yang dibangun Tiongkok dan Kazakhstan ini melambangkan "Semangat Shanghai", yakni sikap saling percaya, hasil yang saling menguntungkan, kesetaraan, musyawarah, dan sikap menghargai keberagaman peradaban, serta pembangunan kolektif.

Daya tarik Semangat Shanghai terus berkembang setelah Belarus resmi bergabung dengan SCO ketika ajang "24th Meeting of the Council of Heads of State of the SCO" berlangsung di Astana, Kamis lalu. Belarus pun menjadi negara anggota SCO ke-10.

Membangun dunia yang memperjuangkan keamanan universal

Di KTT SCO, Presiden Tiongkok Xi Jinping mendesak negara-negara anggota SCO agar menjaga keamanan di tengah ancaman nyata dari mentalitas Perang Dingin. Xi juga mendorong negara-negara anggota SCO untuk mengatasi tantangan keamanan yang kompleks dan saling terkait lewat dialog dan koordinasi, serta merespons kondisi internasional yang terus berubah dengan pendekatan yang saling menguntungkan. Tujuannya, membangun dunia yang menjaga perdamaian jangka panjang dan keamanan universal.

Negara-negara anggota SCO juga mengesahkan Deklarasi Astana. Lewat deklarasi ini, negara-negara tersebut bertekad melanjutkan kerja sama kontraterorisme dan memberantas perdagangan narkoba serta kejahatan transnasional.

Negara-negara anggota SCO juga mendorong negara-negara anggota PBB agar melaksanakan perlucutan senjata secara umum dan utuh dalam kerangka internasional yang efektif, melakukan konsolidasi rezim nonproliferasi nuklir dunia, serta menolak perlombaan senjata antariksa. Hal ini tercantum dalam sebuah inisiatif solidaritas di antara sejumlah negara guna mempromosikan keadilan, keselarasan, dan pembangunan dunia, Kamis lalu.

Dalam pernyataan tersebut, negara-negara ini menilai risiko dan tantangan keamanan saat ini memiliki ruang lingkup global. Maka, risiko dan tantangan tersebut hanya dapat diatasi dengan membangun dunia yang multipolar, meningkatkan tata kelola ekonomi dunia, serta langkah terarah untuk mengatasi ancaman keamanan konvensional dan nonkonvensional.

"Keamanan yang sebenarnya hanya terealisasi ketika setiap negara merasa terlindungi," ujar Xi saat menghadiri pertemuan "SCO Plus", Kamis lalu.

Kerja sama yang saling menguntungkan

Di KTT SCO, Xi juga mencatat, negara-negara anggota harus menjunjung hasil yang saling menguntungkan dan prinsip inklusi, menjaga stabilitas dan kelancaran rantai industri dan pasok, merangsang motor-motor penggerak ekonomi regional, serta mengupayakan target pembangunan kolektif.

Tiongkok telah mempromosikan kerja sama ekonomi antara negara-negara anggota SCO dan mengajukan sejumlah inisiatif dalam kerangka Belt and Road Initiative (BRI) untuk meningkatkan pembangunan kolektif.

Proyek jalur kereta Tiongkok-Kyrgyzstan-Uzbekistan merupakan salah satu proyek utama BRI, serta langkah untuk meningkatkan konektivitas dan perdagangan antara negara-negara anggota SCO. Ketiga negara ini meresmikan perjanjian kerja sama antarpemerintah untuk proyek tersebut pada Juni lalu.

Menurut Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, proyek kereta api ini akan menjadi rute darat terpendek yang menghubungkan Tiongkok dan negara-negara Asia Tengah. Dia menyampaikan hal tersebut lewat sebuah video. Proyek ini juga akan membuka pasar-pasar berskala besar di Asia Selatan dan Timur Tengah sehingga menguntungkan kerja sama yang terjalin antara negara-negara regional dan Tiongkok, seperti dijelaskan Mirziyoyev.

Jalur kereta api ini berawal dari Kashgar, Wilayah Otonom Xinjiang Uygur, Tiongkok Barat Laut, dan melintasi wilayah Uzbekistan hingga Kyrgyzstan. Ke depan, jalur ini akan menjangkau Asia Barat dan Asia Selatan.

Dalam sebuah inisiatif yang dirilis Kamis lalu, negara-negara anggota SCO akan terus menjaga dan memperkuat sistem perdagangan multilateral yang bersifat terbuka, transparan, setara, inklusif, dan nondiskriminatif. Dengan demikian, sebuah ekonomi dunia yang terbuka akan terwujud.

Meliputi lebih dari 60% daratan Eurasia dan hampir setengah populasi dunia, SCO akan menawarkan peluang strategis untuk koridor transportasi darat dan laut regional, menurut inisiatif tersebut.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024