Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas, Sultan Rivandi mendorong warga DKI Jakarta lebih berperan untuk menekan angka stunting.

Pasalnya, menurut Sultan, angka stunting di DKI Jakarta masih mengkhawatirkan. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi balita stunting di Jakarta masih berada di angka 14,8 persen.

“Itulah mengapa kami dari Bappenas menargetkan nanti di 2045 seminimal mungkin angka stunting hingga bisa di bawah 5 persen, bahkan kalau bisa nol,” kata Sultan dalam diskusi daring yang digelar oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (Sudin KPKP) Jakarta Selatan, Selasa.

Dia menjelaskan, penurunan angka stunting ini juga bertujuan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dimana Indonesia diharapkan sudah mampu menjadi negara maju saat berusia 100 tahun merdeka.

Namun, untuk mewujudkan hal tersebut tidak bisa dibebankan kepada satu kementerian maupun satu suku dinas saja. Peran  ibu di setiap keluarga sangat penting untuk menekan angka stunting.

Sebab, jika hanya mengandalkan program dan anggaran maka penurunan stunting tidak akan pernah selesai. Perlu adanya peran aktif masyarakat untuk menekan stunting di bawah angka 5 persen.

Untuk mengedukasi masyarakat terutama para ibu agar dapat memberikan asupan yang bergizi bagi buah hatinya, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui konten media sosial.

“Sekarang kan konten berapa detik di TikTok jauh lebih di dengar di masyarakat. Jadi, media sosial bisa dimanfaatkan juga untuk mengedukasi masyarakat terkait dengan upaya penurunan stunting ini,” jelas Sultan.
Baca juga: Jaktim gencarkan sosialisasi PMT untuk tekan angka stunting
Baca juga: Tekan stunting, Jaksel padukan lokasi dan sasaran intervensi gizi
Baca juga: DKI tingkatkan akses air bersih bagi seluruh warga


Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2024