Sorong (ANTARA) - Rektor Universitas Muhammadiyah (Unamin) Sorong, Dr. H. Muhammad Ali menyebutkan 21 program studi (prodi) di universitasnya terakreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dan mayoritas mahasiswanya non Muslim dan orang asli Papua sebagai wujud dari komitmen mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di Papua Barat Daya.
 
Hal ini disampaikan Rektor Unamin Sorong Dr. H. Muhammad Ali pada kegiatan wisuda 244 sarjana di Kota Sorong, Selasa.
 
"Sudah menjadi kewajiban kami mengembangkan SDM di Papua Barat Daya," kata dia.
 
Perkembangan akademik yang berlangsung di Unamin Sorong, kata dia, selain 21 prodi yang telah terakreditasi, pada tahun ini Unamin Sorong juga akan ada prodi baru yakni prodi jasmani dan pendidikan Bahasa Indonesia.

Baca juga: Kapolda Papua-Rektor Universitas Muhammadiyah teken kerja sama

Baca juga: Universitas Muhammadiyah Papua bangun sikap sadar wisata bagi warga
 
Selain itu, berdasarkan laporan PDDikti sampai Juni 2024 Kemendikbudristek menunjukkan bahwa jumlah dosen tetap di Unamin Sorong sebanyak 216 orang dengan latar belakang pendidikan magister dan doktor.
 
"Jumlah dosen yang melanjutkan studi doktor saat ini sebanyak 38 orang, terdiri atas tiga penerima beasiswa dari Unamin dan kuliah di Malaysia, satu beasiswa LPDP di Amerika dan enam dosen penerima beasiswa BPI," kata dia.
 
Jumlah ini, berkurang dari sebelumnya, sehingga saat ini Unamin Sorong telah menghasilkan 21 dosen bergelar doktor.
 
"Jumlah ini akan mengalami peningkatan dalam beberapa tahun ke depan berkisar 27,31 persen," kata dia.
 
Dari sisi mahasiswa, dia menyebutkan bahwa pada tahun akademik 2023-2024 jumlah mahasiswa yang resmi tercatat dalam laporan Kemendikbudristek sebanyak 6.075 orang.
 
"Dari jumlah ini, orang asli Papua yang kuliah di Unamin Sorong sebanyak 73,68 persen, sementara non orang asli Papua sebanyak 26,32 persen," ungkap dia.
 
Jika dilihat dari komposisi agama, mahasiswa Islam yang kuliah di Unamin Sorong sebanyak 42,57 persen, Protestan 51,43 persen, Katolik 5,89 persen, Hindu-Budha dan lainnya sebanyak 0, 11 persen.
 
"Oleh karena itu komposisi mahasiswa Unamin Sorong secara keseluruhan didominasi oleh mahasiswa Papua dan non Muslim," ucap dia.
 
Menurut dia, ini sebagai pertanda bahwa Muhammadiyah sejak awal berdiri pada 1912 telah mencanangkan tentang nilai dari multi kultural.
 
"Karena itu kami berterima kasih kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas amanah dan kepercayaan diberikan kepada kami sehingga Unamin Sorong dari waktu ke waktu telah mengalami perkembangan demi memajukan SDM di tanah Papua," kata dia.*

Baca juga: UM Papua diminta pemerintah kembangkan pendidikan "Bumi Cenderawasih"

Baca juga: Universitas Muhammadiyah Papua buka Program Magister Ilmu Komunikasi

Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2024