Beijing (ANTARA) - Berjalan di taman atau di trotoar-trotoar perkotaan merupakan aktivitas yang biasa dilakukan oleh para pelari atau pejoging di China. Selain meningkatkan kebugaran fisik, aktivitas ini juga dapat mengurangi fibrosis otot rangka yang menua melalui latihan aerobik.

Menurut sebuah artikel penelitian terbaru yang diterbitkan di dalam Journal of Cachexia, Sarcopenia and Muscle, tim peneliti China mengungkap bahwa latihan aerobik secara efektif dapat membalikkan penurunan kapasitas daya tahan tubuh dan mengurangi atrofi otot pada tikus percobaan yang sudah tua.

Penuaan menimbulkan dampak negatif pada perbaikan jaringan, terutama pada otot rangka, di mana kapasitas regeneratif sel punca otot (muscle stem cell/MuSC) berkurang seiring bertambahnya usia. Meski latihan aerobik diketahui dapat mengurangi atrofi pada otot rangka, dampak spesifiknya terhadap kapasitas regenerasi dan perbaikan MuSC masih belum jelas.

Para peneliti dari South China Normal University membuat tikus percobaan melakukan latihan kontinu berintensitas sedang (moderate-intensity continuous training/MICT) selama dari sembilan hingga 25 bulan atau 20 hingga 25 bulan, kemudian mengevaluasi efek latihan aerobik terhadap fungsi MuSC serta regenerasi otot.

Hasilnya menunjukkan bahwa MICT yang dilakukan mulai dari sembilan hingga 25 bulan maupun dari 20 hingga 25 bulan sama-sama menunjukkan peningkatan yang nyata dalam durasi dan jarak lari, ungkap penelitian tersebut. Selain itu, MICT juga menghasilkan peningkatan berat otot rangka dan area penampang (cross-sectional area) yang lebih besar.

Secara khusus, sekresi faktor pertumbuhan jaringan ikat mengalami peningkatan dalam proses penuaan MuSC, yang tidak hanya merusak kapasitas regeneratif MuSC, tetapi juga menyebabkan fibrosis otot rangka.

Latihan aerobik menunjukkan kemampuan untuk menurunkan efek merusak tersebut. Dengan demikian, anjuran aktivitas latihan ini dapat bermanfaat di kalangan warga lanjut usia. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2024