Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menekankan urgensi riset kemaritiman di Indonesia, sebagai sebuah negara kepulauan yang terdiri atas lebih dari 17.000 pulau dan wilayah perairan yang luas.

"Terkadang kita hanya mendengar wilayah lautan Indonesia merupakan yang terluas, namun yang harus kita perhatikan adalah tidak hanya terluas, namun juga terdalam," kata Direktur Pengelolaan Armada Kapal Riset BRIN Nugroho Dwi Hananto dalam sebuah gelar wicara soal riset kemaritiman di Jakarta, Selasa.

Nugroho mengungkapkan beberapa wilayah lautan di Indonesia seperti Laut Banda di Kepulauan Maluku serta Palung Jawa di Samudera Hindia memiliki kedalaman hingga lebih dari 7.000 meter.

Beberapa wilayah laut yang dalam tersebut, katanya, memerlukan riset lebih lanjut, guna menemukan berbagai pengetahuan seperti keanekaragaman hayati laut dalam, hingga pengetahuan soal struktur bumi Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk meminimalisasi risiko yang ditimbulkan akibat bencana alam.

"Untuk memahaminya, kita memerlukan teknologi canggih yang tidak bisa jika hanya dilakukan secara individu," ujarnya.

Karena itu, Nugroho menyebutkan kerja sama antara Pemerintah RI dengan Organisasi nirlaba eksplorasi laut global OceanX menjadi salah satu upaya bersama dalam meningkatkan riset kemaritiman Indonesia.

Meskipun Indonesia memiliki kelompok riset kemaritiman sendiri, katanya, kerja sama dengan pihak asing juga berfungsi dalam rangka meningkatkan kapasitas peneliti kemaritiman Indonesia agar memiliki kemampuan yang setara dengan peneliti internasional.

Nugroho menyatakan pihaknya juga memiliki platform kolaborasi untuk terlibat dalam proyek penelitian yang dilakukan oleh BRIN, yang bisa diajukan oleh para periset dari unsur apapun, mulai dari mahasiswa yang mengajukan untuk magang hingga para dosen di universitas.

"Hal ini untuk menciptakan talenta muda dalam riset eksplorasi potensi keanekaragaman hayati maritim Indonesia, yang juga diharapkan bisa mentransformasikan potensi tersebut untuk diubah menjadi manfaat ekonomi yang bisa dikembangkan," katanya.

Guna memperkuat hal tersebut, Nugroho mengungkapkan BRIN kini tengah dalam upaya pembangunan sejumlah kapal riset maritim baru, yang diharapkan dapat selesai pada 2027 mendatang.

"Yang terpenting, para peneliti Indonesia harus dapat mengakselerasikan kemampuannya dalam mengembangkan kapasitas riset kemaritiman di Indonesia," kata Nugroho Dwi Hananto.

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Tohamaksun
COPYRIGHT © ANTARA 2024