Jakarta (ANTARA) -
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, diperkirakan bergerak menguat terbatas di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS).

IHSG dibuka menguat 13,39 poin atau 0,18 persen ke posisi 7.283,18. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,91 poin atau 0,32 persen ke posisi 912,32.

"Hari ini IHSG berpotensi mencoba break resistance di level 7.270 dengan target dekat di 7.320. Akan tetapi, jika gagal break 7.270 potensi koreksi sedikit karena masih menunggu data inflasi AS pada pekan ini. Level support IHSG di 7.220 sampai 7.250, sedangkan level resist berada di level 7.270 sampai 7.320," ujar Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman di Jakarta, Rabu.

Dari mancanegara, Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa mempertahankan suku bunga yang tinggi terlalu lama dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi lebih lanjut, tampaknya mengisyaratkan bahwa bank sentral sedang mempertimbangkan untuk mengambil sikap pelonggaran kebijakan.

Jerome Powell akan melanjutkan kesaksiannya pada pekan ini di hadapan Kongres pada Rabu (10/07), sebelum Komite Jasa Keuangan DPR.

Pernyataan Jerome Powell muncul menjelang data inflasi penting yang akan dirilis pada akhir pekan ini, yang mana IHK Juni akan dirilis pada Kamis (11/07) dan Indeks Harga Produsen pada Jumat (12/07).

Bursa saham di kawasan Asia dan Pasifik menghijau pada perdagangan Selasa (09/07), yang mengikuti Wall Street yang mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Hyundai mencapai kesepakatan upah sementara dengan serikat pekerjanya, mencegah aksi mogok, yang mana saham Hyundai turun 3 persen, indeks Hang Seng Hong Kong ditutup flat.

Menteri Industri dan Teknologi Turki Mehmet Fatih Kacir mengatakan, raksasa kendaraan listrik China BYD akan menginvestasikan senilai 1 miliar dolar AS di Turki untuk membuka pabrik dengan kapasitas tahunan 150.000 kendaraan.

Pada pekan lalu, Uni Eropa telah menaikkan tarif untuk kendaraan listrik yang diimpor dari China. S&P/ASX 200 Australia naik 0,86 persen, sentimen konsumen negara itu pada bulan Juli mencapai minus 1,1 persen dibandingkan 1,7 persen pada bulan sebelumnya.

Pelaku pasar bursa Asia akan mencermati data kepercayaan bisnis Australia yang akan dirilis hari ini. Selain itu, juga menantikan rilis IHK AS pada Kamis (11/07) dan data inflasi China pada Rabu (10/07).

Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS), dua indeks Wall Street, indeks S&P 500 dan Nasdaq, mencatatkan rekor tertinggi lagi pada Selasa (09/07). Indeks S&P 500 naik tipis 0,07 persen menjadi 5.576,98, indeks Nasdaq Composite juga meningkat 0,14 persen menjadi 18.429,29. Sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,13 persen menjadi 39.291,97.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 62,19 poin atau 0,15 persen ke 41.642,39, indeks Hang Seng menguat 123,26 poin atau 0,70 persen ke 17.646,50, indeks Shanghai melemah 10,41 poin atau 0,35 persen ke 2.948,95, dan indeks Straits Times menguat 17,87 poin atau 0,52 persen ke 3.443,96.

Baca juga: Pefindo : Penerbitan obligasi korporasi Rp90 triliun di semester II
Baca juga: OJK: Influencer Ahmad Rafif gunakan dana investor untuk gaji karyawan
Baca juga: Schroders Indonesia melihat "family office" sebagai klien potensial

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2024