Namun, masih banyak generasi Z yang kurang percaya diri dengan citra tubuhnya, mengalami ADHD, dan kurang memiliki tujuan hidup, menurut sebuah riset terbaru

Sydney, (ANTARA/PRNewswire)- Lebih dari setengah Generasi Z semakin sering mengakses terapi kesehatan mental. Artinya, semua generasi warga Australia yang mengalami gangguan kecemasan dan depresi membutuhkan dukungan. Hal ini merupakan temuan dari riset berskala nasional tentang kesejahteraan generasi muda (youth wellbeing). Riset tersebut dilakukan platform digital yang dirancang khusus untuk interaksi anak muda, Year13, berkolaborasi dengan Scape, pemilik dan pengelola jaringan asrama (purpose-built student accommodation/PBSA) terbesar di Australia. Menurut riset terbaru ini, semakin banyak anak muda Australia mengalami gangguan dismorfik tubuh (21%) dan ADHD (27%). Bahkan, anak muda Australia merasa gelisah dengan masa depan, dan 65% di antaranya mengaku tidak memiliki tujuan hidup. Kabar positifnya, berdasarkan riset tersebut, 53% anak muda Australia berusia 18-24 tahun telah mengikuti terapi kesehatan mental sehingga menunjukkan sikap proaktif untuk menjaga kondisi mental.

Berlangsung pada Mei 2024, "2024 Gen Z Wellbeing Index" mengkaji kesehatan mental, pola olahraga, pola tidur, dan pola makan lebih dari 2.000 anak muda di Australia dan 1.000 penghuni Scape berusia 18-24 tahun—melibatkan anak muda yang telah menyelesaikan sekolah dan melacak perkembangan mereka sejak riset ini pertama kali dilansir pada 2023. Berdasarkan hasil riset tersebut, Scape membandingkan kondisi kesejahteraan penghuni asramanya dengan kondisi kesejahteraan anak muda di seluruh Australia yang juga ikut berpartisipasi dalam survei yang sama. Hasil riset tersebut menunjukkan, anak muda yang tinggal di asrama Scape secara rata-rata memiliki kondisi kesejahteraan yang lebih baik dari anak muda pada umumnya di Australia.

Menurut riset yang dilakukan pada 2024, lebih dari dua per tiga anak muda di Australia memiliki jam tidur yang kurang memadai (69%), lebih dari setengahnya bahkan menderita gangguan kecemasan (56%). Sementara, dua dari lima anak muda di Australia kesulitan menjalin pertemanan (40%), dan sepertiga di antaranya merasa kesepian (35%). Secara keseluruhan, hampir setengah dari anak muda ini menilai kesehatan mentalnya hanya dalam kategori cukup atau buruk (43%).

Riset ini juga menunjukkan, sekitar dua per tiga anak muda Australia mengaku tidak sering beraktivitas di alam terbuka (67%), dan kurang banyak mengonsumsi makanan sehat (64%). Anak muda Australia juga menilai dirinya sebagai sosok yang kurang memiliki aktivitas fisik (61%). Sekitar setengah dari anak muda ini jarang menghabiskan waktu bersama teman-teman (49%) atau keluarga (46%).

Sejumlah faktor negatif yang paling banyak memengaruhi kondisi kesejahteraan anak muda pada 2024 mencakup kegelisahan lebih dari setengah anak muda Australia tentang masa depan (56%), kelelahan/level energi (56%), lonjakan biaya hidup (53%), serta stres berat (51%) yang memperburuk kondisi mereka.

Menurut dua per lima anak muda Australia, mereka juga merasa kurang percaya diri (43%), memandang buruk citra tubuhnya (41%), memiliki kecemasan sosial (40%), bahkan lebih dari sepertiga di antaranya mengaku menderita depresi (35%).

Di antara permasalahan utama yang ada saat ini, lebih dari setengah anak muda menilai kekerasan terhadap perempuan (53%) merupakan salah satu isu terpenting bagi mereka. Permasalahan ini menjadi isu terpenting ketiga bagi Generasi Z setelah lonjakan biaya hidup (77%), keterjangkauan harga rumah/sewa properti (63%), serta di atas isu perubahan iklim (49%).

Mengomentari temuan riset tersebut, Salah Satu Pendiri Year13, Will Stubley, berkata: "Sebagai sebuah bangsa, kita harus memahami tantangan terbesar yang dihadapi anak muda Australia. Maka, kita bisa memberikan dukungan yang nyata dan bermakna bagi generasi muda. Kini, kondisi kesejahteraan semua generasi Z membutuhkan dukungan, terutama lewat strategi praktis dan pemberdayaan agar mereka dapat menjalani kehidupan yang bahagia dan sehat."

"Riset tahunan tentang kondisi kesejahteraan anak muda menyajikan perspektif seputar tantangan dan keberhasilan mereka. Dengan demikian, kita mengetahui isu-isu utama yang harus diatasi sehingga anak muda Australia dan negara Australia sebagai suatu keseluruhan memiliki tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik," jelasnya.

Membuktikan manfaat fasilitas asrama (purpose-built student accommodation), "2024 Gen Z Wellbeing Index" mengungkap respons yang lebih positif dari anak muda yang tinggal di fasilitas Scape. Artinya, indekos di fasilitas asrama yang didukung program positif berpotensi meningkatkan kondisi kesejahteraan anak muda di Australia.

Misalnya, penghuni Scape dari kalangan mahasiswa memiliki hubungan pertemanan yang lebih baik, dan mereka memiliki kondisi sosial yang lebih baik (17% dibandingkan angka rata-rata nasional sebesar 13%). Mereka juga lebih merasa diterima di lingkungannya (77% dibandingkan 69%), serta memiliki kondisi kesejahteraan yang lebih baik pula, seperti sedikit di antara mereka yang diliputi kecemasan (35% dibandingkan 56%), depresi (17% dibandingkan 35%), kesepian (25% dibandingkan 35%) atau kecemasan sosial (24% dibandingkan 40%).

Sepanjang tahun lalu, Scape telah mengambil sejumlah langkah signifikan untuk menjaga kondisi kesejahteraan Generasi Z dengan mewujudkan pengalaman holistis bagi mahasiswa dan mendukung kesejahteraan penghuni asrama. Beberapa di antaranya, implementasi sejumlah program, seperti "Safe TALK", lokakarya sejawat (peer-to-peer) seputar pencegahan bunuh diri untuk penghuni asrama Scape, dan lokakarya "Velocity Empowerment" yang menjaga kondisi fisik, emosional, dan mental.

Demi meningkatkan hubungan sosial dan komunitas, aspek penting bagi Generasi Z, Scape juga menggelar lebih dari 500 aktivitas kemahasiswaan yang diikuti lebih dari 10.000 mahasiswa pada Semester I-2024. Tingkat penggunaan "Safety & Wellbeing App by Sonder" juga meningkat 533% secara tahunan sehingga melibatkan semakin banyak penghuni asrama Scape.

Chief Executive Officer, Scape Australia, Anouk Darling, berkata, "Temuan '2024 Wellbeing Index' benar-benar mencerminkan setiap langkah yang ditempuh guna meningkatkan kondisi mahasiswa yang tinggal di asrama Scape. Ketika berhadapan dengan dinamika dunia sekitar pada momen yang luar biasa, Generasi Z merasa rentan dan kesulitan. Maka, kami menyediakan tempat yang mendukung mereka—sebuah tempat yang tak hanya menjadi rumah kedua, namun juga menjalani kehidupan yang bahagia. Kami memiliki berbagai program, mulai dari kelas-kelas seputar kondisi kesejahteraan hingga olahraga dan nutrisi. Kami pun menyediakan sarana makan dan minum, serta relaksasi agar penghuni bisa berkembang dengan baik."

"Penghuni asrama Scape dapat tidur lebih lelap, dan kesehatan mental mereka pun menjadi lebih baik. Temuan riset ini membuktikan manfaat dari asrama Scape untuk meningkatkan kualitas hidup generasi muda," ujarnya.

"2024 Gen Z Wellbeing Index" selengkapnya tersedia di: https://www.scape.com.au/genzwellbeingindex/ 

Informasi lebih lanjut atau foto-foto terkait dapat diperoleh dengan menghubungi Cassette PR: Claire Pope Senior Consultant claire.p@cassette.com.au 0422 227 894
Merilla Colovic Strategy Director – Property PR merilla@cassette.com.au 0405 435 248
Ian Walker PR Manager, Year 13 ian@year13.com.au 0401 855 086
Annie Mulders National Partnerships annie.mulders@year13.com.au 0418449711
Director, Year13

TENTANG SCAPE AUSTRALIA

Scape diluncurkan di Australia pada 2014. Sejak itu, Scape telah menjadi pemilik dan pengelola jaringan asrama (purpose-built student accommodation/PBSA) terbesar di Australia. Scape mengelola lebih dari 17.000 tempat tidur di 36 gedung yang tersebar di empat kota-kota pendidikan utama di Australia— Sydney, Melbourne, Brisbane, dan Adelaide. Delapan gedung lain tengah direncanakan dan dikembangkan Scape. Setelah proyek ini selesai, portofolio Scape akan menjadi 22.000 tempat tidur pada 2025.

Scape memiliki lebih dari 700 tenaga kerja dan merupakan investor terbesar di sektor pendidikan tinggi di Australia. Sejak 2018, Scape telah menanamkan modal senilai AU$8 miliar.

TENTANG YEAR13 

Berdiri pada 2011, Year13 adalah perusahaan teknologi pendidikan (Ed-Tech) dan penerbit media yang mendukung generasi muda agar menjalani kehidupan yang lebih bahagia, sehat, dan bermakna. Year13 mendukung transisi kehidupan generasi muda yang beralih dari dunia pendidikan menuju karier profesional (school-to-work transition). Sarana Pencarian Karier (Career Tools) dari Year13 adalah platform school-to-work transition terbesar di Australia yang melibatkan lebih dari 1.250 lembaga pendidikan sebagai pelanggan. Pada 2023, Year13 diakuisisi Good Education Group, jaringan sekolah K-12, universitas, TAFE, dan platform pendidikan Registered Training Organisation bagi peserta didik dan orang tua.

TENTANG RISET

Jumlah responden tingkat nasional: 2.091 responden, porsi responden perempuan mencapai 48%, sedangkan pria mencapai 49%. Responden dari penghuni Scape: 1.421 responden, porsi responden perempuan mencapai 61% dan pria mencapai 36%.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024