Jakarta (ANTARA) - Atlet lari 100 meter putra andalan Indonesia Lalu Muhammad Zohri mengeluhkan arena latihan atletik di Stadion Madya untuk menuju Olimpiade Paris 2024 tidak memadai akibat pemasangan panggung dan pemanfaatan stadion untuk kegiatan lain.

"Sekarang (merasa) beban begitu (karena lapangan Stadion Madya dipakai untuk latihan sepak bola dan pemasangan panggung di sekitar stadion)," ujar Zohri kepada awak media ketika ditemui usai menjalani latihan di Stadion Madya kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Senayan, Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, sehari sebelumnya, pemanfaatan Stadion Madya juga cukup padat untuk sejumlah kegiatan seperti runners, latihan tim sepak bola Malud United, dan latihan timnas sepak bola perempuan.

Ketika ada kegiatan sepak bola di dalam Stadion Madya, Zohri bersama rekan-rekan harus berpindah tempat latihan di sekitar stadion, namun saat ini juga terdapat kegiatan pemasangan panggung hiburan.

Ia mengatakan, kondisi tersebut cukup menjadi kendala dalam persiapan latihan menuju Olimpiade Paris yang tersisa sekitar dua minggu lebih.

"Itu sedikit kendala bagi saya karena memang saya harus benar-benar mempersiapkan diri (ke Olimpiade Paris 2024), jadi ya sedikit kendala," ujarnya.

Baca juga: Zohri tampil dalam Olimpiade Paris lewat kuota universality place
Baca juga: Zohri masih usung target toreh catatan di bawah sepuluh detik


Ketika ditanya terkait arena latihan lain yang lebih memadai, Zohri mengatakan, jika memungkinkan, bisa menjalani latihan di Stadion Gelora Bung Karno, namun ia tak mengetahui apakah diperbolehkan atau tidak oleh pihak terkait.

Pelatih pelatnas atletik Indonesia Eni Nuraini juga mengakui kegiatan latihan Zohri dan kawan-kawan terkendala kondisi arena yang dimanfaatkan untuk kegiatan lain.

"Ya itu lah, kami dapat lapangan tetapi ternyata begini (digunakan untuk kegiatan lain) sehingga belum bisa khusus buat atletik karena masih terganggu (latihan) bola, terganggu konser," ujarnya.

Ia mengatakan, terdapat arena latihan atletik lain seperti di Pangalengan, Jawa Barat, namun arena yang berada di wilayah bukit itu lebih cocok untuk kegiatan latihan lari jarak jauh atau maraton.

"Kalau untuk sprinter dipindahkan ke Pangalengan juga kurang cocok, ya idealnya di Jakarta," ujarnya.

Eni berharap kondisi yang dialami dalam persiapan atletik menjadi perhatian pemangku kepentingan karena atletik juga diharuskan memberikan hasil terbaik pada ajang kompetisi olahraga tertinggi dunia di Paris.

Baca juga: Tim atletik Indonesia kejar tiket Olimpiade lewat kejuaraan di China

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Teguh Handoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024