Kediri (ANTARA News) - Gubernur Jawa Timur Seokarwo menyatakan bencana letusan Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, menjadi bencana provinsi.

"Ini ditangani provinsi. Pemda dan provinsi akan benahi," kata Soekarwo saat memantau kesiapan menghadapi bencana di Posko Utama Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri, Jumat.

Ia mengatakan, pemprov juga siap untuk membantu penanganan bencana ini. Hal itu juga berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang artinya uangnya segera dikucurkan untuk penanganan.

Pihaknya tidak menyebut nominal yang dikucurkan untuk penanganan bencana erupsi Gunung Kelud ini, tapi segala sesuai pemprov siap untuk membantu.

Ia mengatakan, terdapat empat kabupaten yang warganya terimbas langsung erupsi Gunung Kelud dan dijadikan sebagai tempat pengungsian, yaitu Kabupaten Kediri, Blitar, Malang, serta Tulungagung.

Pihaknya juga telah memetakan keperluan untuk tanggap darurat bencana itu, seperti keperluan dapur, masker, MCK, sampai air bersih.

Ia juga sudah koordinasi dengan TNI dan polri untuk membantu penanganan bencana. Mereka juga akan membantu keperluan pengungsian misalnya untuk tenaga untuk dapur, serta membuat fasilitas MCK.

Tentang perbaikan jalan dari debu vulkanik, Gubernur juga menyebut meminta agar semua alat berat diturunkan. Debu vulkanik bisa berbahaya, baik untuk kesehatan ataupun bisa menyebabkan kecelakaan.

Sesuai dengan laporan yang masuk, ketebalan debu vulkanik pascaerupsi Gunung Kelud mencapai sekitar 10-20 sentimeter. Para pengendara tidak dapat melaju kencang karena khawatir mengalami kecelakan lalu lintas seperti terjatuh.

Gubernur datang berkujung untuk memantau langsung kesiapan pemerintah dalam penanganan bencana pascaerupsi Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri di posko utama. Ia datang dengan Kapolda Jatim, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI R Ediwan Prabowo, serta sejumlah pejabat lainnya.

Gunung Kelud mengalami erupsi, setelah sebelumnya terjadi gempa tremor sampai enam jam pada Kamis (13/2). Gunung itu dinyatakan erupsi pada pukul 22.56 WIB, setelah statusnya naik dari semula waspada menjadi awas.

Perubahan status Gunung Kelud relatif sangat cepat, dari sebelumnya aktif normal berubah menjadi waspada pada Minggu (2/2), dan berubah lagi menjadi siaga pada Senin (10/2) pukul 16.00 WIB, dan saat ini, Kamis (13/) pukul 21.15 WIB berubah statusnya menjadi awas.

Gunung itu pernah meletus sampai 25 kali, rentang tahun 1000 sampai 2007, dengan puluhan ribu korban jiwa, maupun materiil. Gunung tersebut meletus terakhir pada 2007, tapi secara "efusif" atau tertahan.

(KR-FQH/B015)

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2014