Jakarta (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional Unit Plaju mendesain Program Mina Padi untuk mewadahi aktivitas pertanian terintegrasi dari kelompok tani di Desa Sungai Rebo, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju Siti Rachmi Indahsari dalam keterangan di Jakarta, Rabu, menjelaskan bahwa Kilang Plaju melihat masyarakat Desa Sungai Rebo memiliki potensi untuk dikembangkan karena memiliki kelompok tani yang aktif.

Selain itu, lahan pertanian yang tersedia cukup luas dan dapat dikembangkan dengan penanaman sayuran dan peternakan.

“Kami memutuskan untuk melakukan edukasi pembuatan olahan pangan, edukasi pertanian dan pembuatan kompos, penangkaran bebek, hidroponik, dan lain-lain,” kata Siti Rachmi.

Baca juga: Kilang Sungai Pakning kembangkan eduwisata lebah madu hutan gambut

Pada 2024, program akan fokus pada pengembangan akses pasar selain perluasan demplot mina padi. Produk olahan yang dihasilkan kelompok akan disertifikasi. Selain itu, anggota kelompok akan mendapatkan pelatihan pemasaran online, pengolahan keuangan, dan dasar-dasar perkoperasian.

“Di akhir program pada 2025, diharapkan sudah ada pengembangan dan sosialisasi pertanian terintegrasi di luar kelompok binaan, pembentukan pusat kegiatan edukasi pertanian, dan terbentuknya kelembagaan koperasi pertanian dan produksi pangan,” tutur Rachmi.

Program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dari PT KPI Unit Plaju tersebut dijalankan pada 2021-2025. Pengembangan program ini bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang.

Yulian Junaidi, Dosen Fakultas Pertanian Unsri yang menjadi tenaga pendamping kelompok tani, mengatakan ia bersama tim berupaya membantu mengolah lahan Dusun III Talang Andong secara maksimal agar bisa menjadi sumber penghasilan utama masyarakat setempat.

“Selain mengembangkan Program Mina Padi, kami akan membantu masyarakat mengolah hasil pertanian dan peternakan menjadi berbagai makanan olahan yang bisa memberi nilai tambah," ujar Yulian.

Baca juga: Kilang Pertamina sinergikan pertanian hortikultura lahan gambut

Sejak November 2022, Kelompok Tani Bina Berkah memulai pengembangan pertanian dan perikanan terintegrasi atau mina padi seluas 1,5 hektare di Dusun III Talang Andong, yang termasuk dalam lokasi ring satu Kilang Plaju.

Menurut Ketua Kelompok Tani Bina Berkah Abdul Patih, di lokasi yang sepanjang tahun tergenang air itu dikembangkan penanaman padi terapung, ternak bebek petelur, budi daya ikan patin dan nila.

“Kemudian dikembangkan rumah pembibitan tanaman sayuran, serta pembuatan pupuk kompos dan pupuk cair yang memanfaatkan bahan baku yang ada di sekitar lokasi seperti enceng gondok dan sekam padi, serta pembuatan pakan ternak,” ungkapnya.

Saat ini, di Desa Sungai Rebo telah tersedia demplot mina padi seluas 20 m x 35 m, instalasi hidroponik dengan 360 lubang berisi tanaman pokcoy, kandang berisi 59 ekor bebek, serta kolam berisi 1.000 ekor ikan.

Program ini mampu meningkatkan pendapatan Kelompok Bina Tani Berkah belasan juta rupiah lewat penjualan keripik pokcoy, sayur pokçoy segar, telur bebek asin, telur bebek segar, dan abon ikan patin.

Baca juga: Kilang Kasim terapkan standar internasional manajemen keselamatan

Kepala Desa Sungai Rebo, Dedy Arsadi menilai Program Mina Padi tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena lahan yang selama ini tidak produktif mulai memberikan hasil dan bisa dijadikan sumber penghasilan.

Sistem mina padi, kata Dedy, akan memantapkan posisi Kabupaten Banyuasin sebagai lumbung pangan nasional, membantu pengembangan pertanian dan perikanan terintegrasi.

“Melalui berbagai upaya peningkatan produksi padi dan bahan pangan lainnya, diharapkan bisa menyukseskan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP),” katanya.

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024