Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menyebutkan lima desa pada tiga kecamatan, Kabupaten Banggai, terendam banjir akibat intensitas curah hujan tinggi.
 
"Dari laporan yang kami terima, tiga kecamatan yang terendam banjir yakni Kecamatan Batui, Batui Selatan, dan Moilong," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sulteng Andy Sembiring di Kota Palu, Rabu.
 
Ia mengemukakan banjir merendam rumah warga di Desa Ondo-Ondolu, Kecamatan Batui dan Desa Sukamaju di Kecamatan Batui Selatan, serta Desa Toili di Karanganyar, dan Saluan di Kecamatan Moilong.

Baca juga: BPBD Sulteng sebut 13 desa terendam banjir di Banggai Laut
 
Andy menjelaskan peristiwa banjir terjadi pada Rabu (10/7) pagi dipicu intensitas curah hujan yang tinggi sehingga debit air sungai di desa setempat meluap dan menggenangi permukiman warga dengan ketinggian mencapai 50 sentimeter.
 
Pihaknya juga masih berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Banggai. Adapun Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD setempat, kata dia, saat ini masih berkoordinasi dengan aparat desa setempat dan melakukan asesmen di lapangan serta membantu warga di lokasi.
 
"Banjir merendam lima hektare area perkebunan dan menyebabkan jalan rusak sepanjang 500 meter di Desa Ondo-Ondolu yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat," ujarnya.

Baca juga: Evakuasi warga terisolir akibat banjir Parigi Moutong terus dilakukan
 
Ia mengatakan saat ini masyarakat setempat bergotong royong untuk membuat jembatan penyeberangan di Dusun 1, Desa Ondo-Ondolu.
 
Sementara itu, lanjut dia, sebanyak 30 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir di Desa Sukamaju dan korban terdampak pada tiga desa di Kecamatan Moilong masih dalam tahap pendataan.

"Saat ini proses pendataan masih dilakukan. Adapun kebutuhan mendesak yakni normalisasi sungai. Namun situasi sekarang, air masih menggenangi rumah warga setinggi 50 sentimeter," ujarnya.

Baca juga: Korban banjir di Banggai Laut butuh pasokan listrik

Pewarta: Nur Amalia Amir
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2024