Jakarta (ANTARA) - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Letjen TNI Eko Margiyono menekankan pentingnya perhatian setiap individu atas keamanan data, guna mencegah serangan siber.

Demikian disampaikan Eko Margiyono terkait adanya serangan siber ke Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) milik pemerintah belum lama ini.

"Sebetulnya Lemhannas sudah mengingatkan jauh-jauh hari. Sebetulnya bukan hanya pada saat serangan. Kita ada suatu kultur di masyarakat kita itu yang tidak terlalu peduli atau kurang memiliki sense of security berkaitan dengan keamanan data," kata Eko di Jakarta, Rabu.

Dia mengemukakan kurangnya perhatian terhadap keamanan data menjadi pokok persoalan. Menurutnya, kurangnya perhatian itu disebabkan adanya perbedaan rasa antara kehilangan data dan kehilangan sesuatu barang secara fisik.

"Karena kita merasa, sesuatu hilang itu apabila barang kita tidak ada. Tetapi, kalau data, mohon maaf seperti handphone wartawan ini saja dikloning, fisik-nya ada tetapi data yang ada di sini itu sudah diambil sama orang dan itu kita merasa menganggap bahwa kita tidak kehilangan," tutur dia.

Padahal, kata dia, kehilangan data khususnya data pribadi merupakan hal yang sangat berbahaya.

Baca juga: Lemhannas petakan daerah rawan konflik pilkada

Baca juga: Lemhannas nilai transisi pemerintahan relatif "smooth"


"Kita masih ingat beberapa tahun yang lalu pernah ada insiden, handphone Ibu Negara disadap. Nah ini kan juga kita sudah banyak hal-hal yang termasuk serangan-serangan di website-nya pemerintah sudah diserang oleh para hacker," ujarnya.

"Kembali kepada kita, kita juga harus meningkatkan sumber daya manusia kita, meningkatkan ya semuanya berkaitan dengan pengamanan. Kembali sense of security kita berkaitan dengan data ini harus kita tingkatkan," imbuhnya.

Lebih jauh dia juga mengingatkan berkaitan dengan operasional Starlink milik Elon Musk di Indonesia.

Menurutnya, apabila Starlink sudah beroperasi secara penuh di Indonesia hingga daerah terpencil dan terluar, maka akan sulit mengontrol karena basis data akan berada di Amerika Serikat.
​​​​​​​
​​​​​​​Hal tersebut menjadi tantangan bagi keamanan data dalam negeri. "Itu tantangan buat kita ke depan," ujarnya.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Chandra Hamdani Noor
COPYRIGHT © ANTARA 2024