Sleman (ANTARA News) - Ratusan petugas gabungan dari unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah bersama TNI/Polri, Dinas Pekerjaan Umum, Perusahaan Daerah Air Minum dan Pemadam Kebakaran di lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta bergotong royong membersihkan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud, Sabtu.

"Semua serentak baik di Kota Yogyakarta dan empat kabupaten bergerak bersama masyarakat membersihkan wilayah DIY dari abu vulkanik," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Gatot Saptadi.

Menurut dia, upaya membersihkan DIY dari abu ini serantak dilakukan sebagai tindak lanjut dari Keputusan Gubernur DIY yang telah menenetapkan darurat abu vulkanik sampai tujuh hari ke depan.

"Seluruh jajaran di DIY mulai dari BNPB disetiap kabupaten/kota, unsur TNI dan Polri, Dinas Pekerjaan Umum (DPU), PDAM dan Petugas Pemadam Kebakaran (PMK) bersama masyarakat turun ke jalan untuk membersihkan setiap titik wilayah mereka dari abu vulkanik Gunung Kelud," katanya.

Ia mengatakan, semua alat yang ada dan membantu proses pembersihan turut diturunkan untuk membantu mempercepat pembersihan sisa abu vulkanik, khususnya di jalan-jalan utama.

"Dari Polda DIY menurunkan beberapa Water Canon" lalu pemadam kebakaran juga menurunkan mobil pemadam. Diharapkan upaya pembersihan ini dapat segera selesai dan kondisi kembali normal," katanya.

Gatot mengatakan, sebagai koordinator per wilayah kabupaten diserahkan ke setiap BPBD kabupaten/ kota dan BPBD DIY sifatnya memberikan dukungan.

"Masing-masing BPBD di kabupaten/kota langsung mengkoordinir petugas yang akan membersihkan abu vulkanik ini termasuk penentuan priritas lokasi," katanya.

Ia mengatakan, jika tidak ada erupsi besar lagi, diperkirakan pada Selasa (18/2) atau Rabu (19/2) wilayah DIY sudah bersih dari abu vulkanik Gunung Kelud.

"Mudah-mudahan sudah tidak ada lagi hujan abu vulkanik dari Gunung Kelud, sehingga upaya pembersihan ini segera rampung dan minggu depan semuanya sudah bersih," katanya.(*)

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014