Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan guru memiliki peran kunci dalam membangun dialog dan pemahaman lintas budaya dan umat beragama di kalangan peserta didik.

Terlebih, kata dia, dalam konteks dunia yang semakin global dan pluralistik, pendidikan memainkan peran krusial dalam mempromosikan koeksistensi damai dan kolaborasi lintas agama.

“Guru memiliki peran strategis dalam mengajarkan dan mempromosikan koeksistensi damai. Dan sebagai fasilitator pembelajaran, guru juga dapat memberikan contoh konkret dalam menghargai dan menghormati perbedaan,” ucap Mendikbudristek Nadiem dalam sambutannya yang disampaikan Staf Ahli Mendikbudristek bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat Muhammad Adlin Sila.

Baca juga: Nadiem: Merdeka Belajar langkah transformasi komprehensif

Dalam agenda “Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB)” yang diselenggarakan Institut Leimena di Jakarta, Kamis, ia mengatakan pendidikan yang berbasis pada pengenalan keragaman membentuk kesadaran kritis siswa untuk melihat dari perspektif yang lebih luas dan menghargai kontribusi dari kelompok lain.

Ia menyebut sejumlah agenda yang bisa dilakukan di sekolah antara lain  acara Hari keberagaman, bermain peran dan studi kasus terkait masalah kesadaran sosial, ataupun mempelajari peristiwa sejarah terkait keberhasilan kolaborasi lintas budaya dan agama.

“Institusi pendidikan dapat menjadi arena di mana dialog konstruktif tentang isu-isu keagamaan dapat berlangsung secara terbuka dan empiris,” katanya. 

Oleh karena itu Mendikbudristek menyoroti perlunya guru mendapat pelatihan dan pengembangan profesional dalam bidang literasi, keagamaan, dan budaya, untuk membuat guru mampu mengajarkan topik-topik sensitif dengan cara yang inklusif dan tidak memihak.

Baca juga: Nadiem sebut kepemilikan bersama kunci sukses Gerakan Merdeka Belajar

Selain itu Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama memberi juga dasar hukum bagi kementerian dan lembaga terkait mengoordinasikan upaya memperkuat dialog antar-umat beragama, termasuk di sektor pendidikan baik tingkat dasar ataupun pendidikan tinggi.

Untuk itu pihaknya juga berencana memasukkan materi moderasi beragama dalam kegiatan orientasi kampus. Ia juga berkata akan segera menemui Menteri Agama (Menag)Yaqut Cholil Qoumas untuk mengundang para rektor universitas membahas rencana tersebut.

“Guru yang terlatih dengan baik dapat menjadi agen perdamaian, baik di dalam kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Baca juga: Menag: Indonesia contoh terbaik bangun dialog antaragama dan peradaban

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2024