Tianjin (ANTARA) - Foong Yan Lin, seorang mahasiswa asal Malaysia lulusan Universitas Tianjin, berharap dapat bekerja untuk persahabatan China-Malaysia dengan tubuh yang sehat selama 50 tahun, membangun jembatan komunikasi antara kedua negara, seperti sebuah slogan populer di China yang berbunyi "bekerja dalam kondisi sehat selama 50 tahun demi pembangunan ibu pertiwi".

Pidatonya yang menggugah hati mengundang tepuk tangan meriah dari para hadirin dalam upacara wisuda sarjana 2024 yang diselenggarakan pada 6 Juli.

"Ini merupakan perjalanan yang transformatif sejak saya menerima surat penerimaan dari universitas ini pada Juli 2020, menandai dimulainya perjalanan akademis saya di China," ujar Foong, yang mengambil jurusan teknologi kemaritiman.

"Luasnya ilmu kemaritiman membuat saya menyadari ketidaktahuan saya dan memacu tekad saya untuk berprestasi dalam studi," kata Foong, yang memegang perkataannya dan menghabiskan banyak waktu di ruang kuliah, laboratorium, dan perpustakaan.

"Saya telah memperoleh pengetahuan yang luas tentang pemetaan laut melalui sejumlah mata kuliah seperti geologi laut, survei topografi laut, teknologi penentuan posisi laut, pemetaan laut, dan survei hidrografi. Mata kuliah ini telah membekali saya dengan teknik yang dibutuhkan untuk menjelajahi lautan."

Foong terpukau dengan teknik-teknik tersebut dan menjadikannya sebagai salah satu tujuan utamanya untuk mengoptimalkan teknik-teknik itu dalam studinya di masa depan.

Semasa studinya, dia juga membuat sebuah video bersama rekan-rekannya yang bertema perlindungan lingkungan laut dan memenangkan penghargaan popularitas pada sebuah kompetisi film pelajar yang diadakan pada 2021. Yang mengejutkannya, upacara penghargaan tersebut diadakan di Museum Maritim Nasional China yang terletak di Kota Tianjin, China utara.
 
Sejumlah pengunjung menikmati suasana di Museum Maritim Nasional China yang terletak di Kota Tianjin, China, pada 28 Juni 2024. (Xinhua/Li Ran)   

"Ini merupakan kali pertama saya mengunjungi museum bertema maritim dan menyaksikan pembaharuan teknologi maritim China," ujar Foong.

Menurutnya, kerja sama global diperlukan untuk melindungi lautan, karena takdir manusia dan lautan saling berkaitan erat. Kunjungan tersebut memperkuat komitmennya untuk berkarier di bidang ilmu kemaritiman.

Pada musim panas 2023, Foong pergi ke Teluk Bohai untuk mempraktikkan pemetaan laut dan pesisir, serta mengoperasikan peralatan teknis yang meliputi alat pengukur gema (echo sounder) balok tunggal, instrumen leveling, sistem konduktivitas-suhu-kedalaman, dan peralatan udara.

"Pengalaman ini membantu saya memilah jalur penelitian yang akan saya tempuh dalam studi pascasarjana di Universitas Tianjin, yaitu pengukuran kecepatan suara air laut berbasis laser."

"Saya berharap dapat mengembangkan cara yang lebih akurat, lebih cepat, dan lebih murah untuk mengukur kecepatan suara air laut dan berkontribusi pada pemetaan laut modern. Saya juga berharap dapat mencapai hasil penelitian baru, menerbitkan makalah akademis dan paten, serta benar-benar mengubah pengetahuan kemaritiman yang dipelajari menjadi objek ilmiah dan teknologi."

Tahun ini menandai peringatan ke-50 tahun pembentukan hubungan diplomatik antara China dan Malaysia. Foong dan rekan-rekan mahasiswa asal Malaysia di universitas tersebut menulis surat gabungan kepada pemerintah China, yang menceritakan pengalaman mereka menimba ilmu dan tinggal di China.

"Semoga di masa depan, persahabatan antara China dan Malaysia akan semakin erat, semakin banyak siswa internasional yang datang ke China untuk belajar dan merasakan budaya China yang memesona." kata Foong yang merasa termotivasi dengan jawaban tersebut.

Foong berencana untuk tetap tinggal di China setelah menyelesaikan pendidikan masternya, dan terus melanjutkan penelitian ilmiah di bidang teknologi kemaritiman.

China dan Malaysia, sebagai negara tetangga maritim, memiliki sumber daya laut yang kaya, namun keterbatasan teknologi saat ini menghalangi mereka untuk memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya tersebut, ujarnya.

"Jika saya berhasil di bidang teknologi dan ilmu kemaritiman, saya berharap dapat membantu memperkuat kerja sama antara kedua negara di sepanjang Jalur Sutra Maritim, mendorong pembangunan bersama," kata Foong.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024