Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan, penduduk di usia produktif perlu bekerja di sektor yang layak demi meraih bonus demografi.

“Bonus demografi ini akan mencapai puncaknya di tahun 2035, tetapi ada juga kebijakan yang dapat memperpanjang bonus demografi kita, yaitu memastikan bahwa usia-usia produktif ini memperoleh lapangan pekerjaan yang layak, bukan sekadar kerja informal, karena kalau kita lihat data BPS, orang yang bekerja sektor informal ada 59 persen,” ujar Amalia pada temu media dalam rangka memperingati Hari Kependudukan Sedunia tahun 2024 di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pekerja informal di Indonesia termasuk tinggi, dan jika struktur pekerja yang ada di sektor tersebut cukup tinggi, dapat menyebabkan produktivitas perekonomian di Indonesia relatif lebih rendah.

“Pekerja di struktur informal cukup tinggi, jadi fokus yang harus sama-sama kita lakukan itu bagaimana yang bekerja di sektor informal bisa graduate (lulus) menjadi bekerja di sektor formal dan mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi, maka ini akan mengurangi beban perekonomian di Indonesia,” ucapnya.

Ia mengemukakan, usia produktif dapat memberikan dukungan kepada usia-usia nonproduktif.

“Ini bisa memberikan kontribusi terhadap produktivitas, mendukung kualitas pekerja yang layak karena mereka (para pekerja) sudah mendapatkan pendapatan yang layak,” katanya.

Ia juga menyebutkan, Indonesia memiliki peluang untuk memperpanjang bonus demografi, sehingga yang dibutuhkan saat ini yakni bagaimana merumuskan kebijakan yang kolaboratif untuk mencapai hal tersebut.

“Sekarang kita tinggal berpikir bersama bagaimana merumuskan kebijakan yang memperpanjang usia atau periode bonus demografi. Kalau kita mau ekonomi terus tumbuh, bonus demografi menjadi aset bagi Indonesia untuk keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah,” tuturnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bonivasius Prasetya Ichtiarto menyampaikan, untuk meraih bonus demografi, Indonesia juga perlu memastikan para lanjut usia (lansia) tetap produktif minimal untuk dirinya sendiri.

“Kita akan menghadapi fenomena penduduk menua atau aging population. Usia-usia 64 tahun ke atas juga harus produktif minimal untuk dirinya sendiri, baik secara ekonomi maupun kesehatan supaya tidak membebani perekonomian negara,” ujar dia.

Sedangkan pekerja di kelompok usia 15-64 tahun, lanjut dia, juga dapat dioptimalkan untuk membantu pertumbuhan ekonomi bangsa.

“Masing-masing kelompok umur 15-64 tahun itu dibuat optimal dalam meningkatkan produktivitas yang membantu pertumbuhan ekonomi kita,” katanya.

Baca juga: Kepala BKKBN tekankan pentingnya "soft skill" sambut bonus demografi

Baca juga: Jumlah lansia semakin banyak pada 2035

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024