Washington (ANTARA) - Presiden AS Joe Biden menegaskan bahwa ia akan tetap menjadi sekutu setia Ukraina dan berupaya menggalang dukungan internasional, di tengah serangan Rusia yang dihadapi Kiev.

Dalam KTT Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Washington, Kamis (11/7), Biden menegaskan dia tidak akan tunduk kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Saya tidak akan meninggalkan Ukraina. Saya akan menjaga NATO tetap kuat. Itulah yang kami lakukan, dan itulah yang akan terus kami lakukan," kata dia kepada wartawan selama konferensi pers yang diawasi ketat.

"Bagi mereka yang mengira era NATO telah berlalu, mereka mendapat kejutan pahit ketika Putin menginvasi Ukraina. Ketakutan tertua dan terdalam di Eropa bangkit kembali, karena sekali lagi, seorang 'pembunuh gila' sedang beraksi," ujar Biden, merujuk pada Putin.

Sebagian besar agenda KTT NATO pekan ini difokuskan pada Ukraina, guna memastikan bahwa Kiev memiliki segala yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri dan mengusir Rusia dari wilayah yang terus diduduki--setelah dua tahun perang yang melelahkan.

Puncak dari pertemuan para pemimpin NATO tersebut adalah penandatanganan Pakta Ukraina, yang merupakan janji bersama di antara 22 negara sekutu dan mitra NATO untuk memastikan Ukraina memiliki apa yang dibutuhkannya dalam jangka panjang.

Pengiriman senjata tambahan juga diumumkan, termasuk penyediaan lima sistem pertahanan udara Patriot.

Selain itu, NATO mengumumkan bahwa jet tempur F-16, yang telah lama dinantikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, sedang dalam perjalanan menuju Ukraina dan akan terbang di atas langit negara yang dilanda perang itu pada musim panas ini.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Stoltenberg: Ukraina bisa andalkan NATO untuk jangka panjang
Baca juga: Sachs: Deklarasi terbaru NATO komitmen neokonservatif pada hegemoni AS

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
COPYRIGHT © ANTARA 2024