Gianyar, Bali (ANTARA) - Pelatih Bali United Stefano Cugurra mengharapkan sanksi keras kepada oknum pelaku untuk mencegah praktik pengaturan skor (match fixing) dalam kompetisi sepak bola tanah air.

“Menurut saya tegas, harus keras buat pemain atau siapa pun,” kata Stefano di Pantai Purnama, Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat.

Sanksi berat, kata dia, bisa dijatuhkan apabila sejumlah bukti sudah terkumpul.

Pelatih asal Brasil itu menambahkan hukuman yang keras dijatuhkan kepada pelaku agar dapat menjadi contoh sehingga tidak ada celah bagi oknum melakukan tindakan curang itu.

Pelatih yang biasa disapa Coach Teco itu menambahkan praktik pengaturan skor dapat mencederai sportifitas olahraga dan tidak menghargai tim yang berlatih keras untuk mempersembahkan pertandingan yang baik.

“Kami pelatih, pemain kerja setiap hari untuk memberikan yang terbaik kepada tim. Tidak boleh ada kecurangan, benar-benar kotor. Tapi menurut saya semua harus ada bukti, agar pelaku dapat dijatuhkan sanksi,” imbuhnya.

Praktik curang itu, lanjut dia, tidak muncul dalam setiap kompetisi di tanah air termasuk menjelang Liga 1 Indonesia musim 2024/2025.

Baca juga: Pelatih Bali United ingatkan sportivitas cegah pengaturan skor

Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengancam adanya hukuman pidana dan hukuman seumur hidup dari sepak bola nasional apabila terbukti ada oknum di seluruh kompetisi yang terlibat menjadi pelaku pengaturan skor pertandingan.

“Dengan dukungan Polri, siapa pun yang main dihukum seumur hidup dari sepak bola nasional,” kata Erick Thohir di sela membuka turnamen Bali 7S di Pantai Purnama, Kabupaten Gianyar, Bali, Sabtu (22/6).

Di sisi lain sejumlah praktik curang terungkap di antaranya penanganan tindak pidana pemalsuan surat atau penipuan yang dilakukan Elwizan Aminuddin, mantan dokter gadungan PSS Sleman pada 2020-2021.

Selain itu, juga penanganan terhadap kasus pengaturan pertandingan untuk mendapatkan skor yang diinginkan (match fixing) di Sleman.

Untuk itu, Erick Thohir mengapresiasi Kepolisian Resor Kota Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah menangani kasus-kasus penting tersebut untuk melindungi sepak bola Indonesia.

Baca juga: PSSI ancam hukuman seumur hidup dari sepak bola pelaku match fixing

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Irwan Suhirwandi
COPYRIGHT © ANTARA 2024