Yogyakarta (ANTARA News) - Perusahaan Daerah Air Minum Tirtamarta Yogyakarta memastikan air yang didistribusikan ke konsumen tidak tercemar abu vulkanik Gunung Kelud karena sudah melewati penyaringan di tiap instalasi pengolahan.

"Ada enam instalasi pengolahan terbuka. Semuanya sudah diberi penyaring sehingga abu vulkanik akan terhambat di penyaring dan tidak ikut terolah," kata Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtamarta Yogyakarta Dwi Agus Triwidodo di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia masyarakat tidak perlu khawatir air yang dikonsumsi mengandung partikel-partikel berbahaya dari abu vulkanik erupsi Gunung Kelud. Jumlah pelanggan PDAM Tirtamarta tercatat sebanyak 33.700 pelanggan.

Namun demikian, lanjut Agus, PDAM Tirtamarta Yogyakarta meminta maaf kepada seluruh pelanggan karena aliran air yang masuk ke rumah mengecil sejak hujan abu erupsi Gunung Kelud.

Agus mengatakan hal tersebut disebabkan banyak warga yang menggunakan air untuk menyiram halaman guna menyingkirkan abu, serta banyaknya permintaan distribusi air ke beberapa lokasi untuk pembersihan abu.

"Pada siang hari, banyak pelanggan yang memanfaatkan air sehingga aliran mengecil. Kami pun harus mendukung upaya pemerintah untuk mempercepat pembersihan di lokasi-lokasi strategis sehingga kebutuhan air meningkat saat siang hari," katanya.

Ia menambahkan banyak pelanggan yang menyampaikan keluhan mengenai berkurangnya aliran air pada siang hari. "Kami berusaha menjelaskan dan tetap mengupayakan agar seluruh pelanggan bisa memperoleh air bersih yang dibutuhkan," katanya.

Agus menegaskan debit air PDAM Tirtamarta tidak mengalami penurunan yaitu 550 liter per detik, sehingga bisa memenuhi kebutuhan lebih dari 30.000 pelanggannya.

"Tidak ada kerusakan instalasi milik PDAM. Jika pada erupsi Merapi 2010, ada instalasi yang rusak serta sumber air hilang sehingga kami tidak dapat beroperasi secara normal selama tiga bulan," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2014