Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menekankan pentingnya melakukan pengembangan strategi dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi dan ketepatan waktu dalam setiap tahapan rantai pasok logistik.

Budi dalam keterangan di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa tantangan dalam bidang logistik transportasi semakin beragam, seiring dengan perkembangan teknologi dan dinamika pasar global yang terus berubah.

"Karenanya perlu terus dilakukan pengembangan strategi dan inovasi, untuk meningkatkan efisiensi dan ketepatan waktu dalam setiap tahapan rantai pasok logistik," katanya Budi.

Menhub menjadi pembicara kunci pada Federation of International Freight Forwarders Associations – Regional Asia Pasific (FIATA-RAP) Meeting 2024 dan Rapimnas Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) di Bali.

Baca juga: Wapres sebut logistik jadi salah satu penyokong pertumbuhan ekonomi

Menurut Menhub, efisiensi logistik transportasi selalu menjadi perhatian nomor satu. Pelaku usaha membutuhkan interaksi yang sederhana dan terintegrasi dengan satu perintah.

"Hal ini merupakan tantangan bersama dan sangat membutuhkan dukungan dan kolaborasi platform logistik pemerintah dan swasta, yang diintegrasikan dalam satu sistem yang efisien,” jelas Menhub.

Menurut Menhub apabila bicara internal, maka banyak kemajuan yang telah dicapai. Contohnya dari segi institusi, BUMN telah meningkatkan sistem, mekanisme, serta teknologi.

Begitu juga yang terjadi di dunia swasta, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia begitu intens memberikan dukungan pada sektor industri, yang mana tidak hanya diaplikasikan pada tataran konsep, tetapi juga aplikasi di lapangan.

“Tidak mungkin pemerintah dapat melaksanakan ini tanpa dukungan dari swasta. Kami membutuhkan itu dari hal yang sifatnya konseptual sampai hal teknikal,” sebut Menhub.

Baca juga: Menhub tekankan efisiensi sektor logistik melalui investasi teknologi

Langkah nyata yang dilakukan pemerintah sendiri, lanjut Budi, telah membangun National Logistic Ecosystem (NLE).

Dia berharap, NLE dapat menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan, sarana pengangkut, hingga barang tiba di gudang, termasuk perizinan dan penyelesaian dokumen pengiriman yang diintegrasikan dalam satu sistem kemudahan “Single Submission”.

Menhub menambahkan, untuk mendukung penerapan NLE, Kementerian Perhubungan terus melakukan upaya-upaya perbaikan layanan melalui INAPORTNET. Saat ini 264 pelabuhan yang telah terimplementasi sistem INAPORTNET, dimana 46 Pelabuhan telah terkolaborasi NLE.

“Untuk itu, perlu komitmen bersama untuk mendukung dan bekerja sama guna mewujudkan efisiensi logistik nasional,” kata Budi.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024