Sydney (ANTARA News) - Seorang pencari suaka tewas dan sedikitnya 77 orang cedera dalam kerusuhan kedua pekan ini di satu kamp penahanan di Papua Nugini (PNG) yang digunakan untuk memproses pencari suaka, kata menteri imigrasi Australia, Selasa.

Satu orang berada dalam kondisi kritis akibat cedera di kepala dan seorang lagi menderita luka tembak selama bentrokan yang meletus setelah pencari suaka mendesak untuk ke luar pusat penampungan di satu pulau kecil di PNG.

Instalasi tersebut adalah bagian dari pendirian keras Perdana Menteri Australia Tony Abbott terhadap pencari suaka tapi sikap itu telah dikecam sehubungan dengan keprihatinan mengenai hak asasi manusia.

"Simpati kami sampaikan kepada orang yang ditampung --yang teman dan keluarga mereka telah berada di instalasi tersebut juga," kata Menteri Imigrasi Scott Morrison. Ia merujuk kepada pencari suaka.

"Jika orang itu memilih untuk pindah dari pusat tersebut, maka mereka tentu saja membuat diri mereka menghadapi bahaya yang lebih besar dan berada dalam suasana prilaku kasar," kata Morrison kepada wartawan di Kota Darwin, Australia Utara, sebagaimana dikutip Reuters.

Sikap keras Canberra terhadap pencari suaka, termasuk pemrosesan di luar Australia dan satu larangan terselubung buat orang yang datang dengan naik perahu untuk tinggal di Australia, telah dikecam oleh PBB dan kelompok lain sebagai tidak sah dan tak manusiawi.

Australia menggunakan pusat penahanan di Pulau Manus dan satu lagi di pulau kecil di Pasifik, Nauru, untuk memproses calon pengungsi yang dikirim ke sana setelah mereka berusaha datang ke Australia. Mereka seringkali menggunakan perahu yang tidak aman setelah membayar penyelundup manusia di Indonesia.

Pembela pengungsi mengatakan penahanan lama, yang ditambah dengan kurangnya penjelasan mengenai di mana dan kapan pencari suaka bisa menetap, meningkatkan sejumlah masalah kesehatan mental di instalasi tersebut.

Pada Januari, tahanan di pusat penahanan di wilayah terpencil Australia, Christmas Island, menjahit bibir mereka sebagai bagian dari aksi mogok makan untuk memprotes perlakuan terhadap mereka.

Morrison mengatakan kerusuhan paling akhir itu meletus ketika tahanan berusaha menerobos pagar di sekeliling pusat penahanan dan bentrok dengan polisi PNG. Namun belum jelas apakah orang lain terlibat dalam kerusuhan tersebut.

Peristiwa itu terjadi setelah upaya penerobosan dari instalasi di Pulau Manus pada Minggu malam (16/2), ketika 35 pencari suaka sempat melarikan diri. Sebanyak 19 orang cedera dan delapan orang ditangkap dalam peristiwa tersebut.

(C003)


Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2014