Karawang (ANTARA) - Forum Komunikasi Purnawirawan TNI-Polri bersama dengan sejumlah praktisi dan akademisi di berbagai wilayah di Indonesia menelaah 25 tahun implementasi Pancasila di era reformasi.

"Kita sangat menyadari pentingnya evaluasi terhadap implementasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara karena Pancasila adalah ideologi, falsafah dan dasar negara," kata Letjen TNI (Purn), Bambang Darmono selaku inisiator kegiatan FGD telaah 25 tahun implementasi Pancasila di era Reformasi, dalam keterangannya yang diterima di Karawang, Minggu.

Baca juga: Integrasi Pancasila dalam sistem hukum di Indonesia

Ia menyebutkan bahwa evaluasi tersebut terkait dengan langkah dan tindakan apa yang harus dilakukan agar tidak terlanjur tersesat dan berputar-putar di belantara kesalahan dan kekeliruan akibat nilai-nilai, norma-norma dan dasar negara Pancasila yang menjadi ciri dan karakter bangsa Indonesia.

"Kita tentu tidak ingin Pancasila hanya sebagai jargon atau slogan bangsa Indonesia sebagaimana kita rasakan saat ini," katanya.

Disebutkan bahwa kajian untuk mengevaluasi implementasi pancasila ini bekerja sama dengan sejumlah universitas ternama di berbagai wilayah di antaranya dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Sam Ratulangi Manado, IPB, Universitas Papua, Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang dan lain-lain.

Melalui kerja sama ini, pihaknya bersama kampus menggelar diskusi kelompok terfokus (FGD) hingga lima putaran. Saat ini telah memasuki putaran ke-3, dan terselenggara di Kampus UBP Karawang pada Sabtu (13/7).

Baca juga: Rektor UP: 'Security risk assessment' penting mewaspadai Ransomware

“Semua datang dari 26 Provinsi, hari ini 125 kampus yang ikut (secara online dan offline). Mereka berhak mewakili Indonesia,” katanya.

Menurut dia, setelah satu generasi atau 25 tahun lebih bangsa Indonesia menjalankan reformasi. Sudah seharusnya, bangsa Indonesia menyadari pentingnya sebuah evaluasi terhadap implementasi Pancasila.

“Untuk menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur tentu banyak pencapaian yang didapatkan. Tetapi, juga banyak hal yang menyesakkan nafas dan batin kita sebagai warga negara Indonesia,” kata dia.

Dari diskusi yang dilaksanakan di kedua universitas sebelumnya ternyata bait lagu kebangsaan Indonesia Raya yang berbunyi “bangunlah jiwanya, bangunlah badannya” yang terimplementasi hanya bangunlah badannya.

"Apakah selama ini Pancasila telah dilaksanakan dan mewarnai kehidupan di Indonesia atau tidak? Evaluasi ini perlu dilakukan. Satu generasi sudah cukup untuk kita melakukan evaluasi hal-hal yang patut kita evaluasi,” katanya.

Atas hal tersebut, melalui FGD ini Purnawirawan TNI-POLRI bersama akademisi mendiskusikan dan mencari jalan keluar bagi permasalahan-permasalahan yang ada.

"Untuk inilah kita membangun pemikiran bersama melalui FGD. Jadi hingga saat ini solusi terbaiknya adalah kaji ulang perubahan UUD 1945 bukan amandemen sebagaimana diskursus yang belakangan ini mencuat ke permukaan,” kata dia. 

Baca juga: Pj Gubernur Kaltim: Kehadiran IKN wujud sila kelima Pancasila

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Sambas
COPYRIGHT © ANTARA 2024