Purwokerto (ANTARA) - Pengembang perumahan asal Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Mubarak mengatakan kemudahan akses dan pertumbuhan ekonomi menjadi primadona untuk mengembangkan bisnis di wilayah pantai utara (pantura) Jawa Tengah.

"Saat ini, wilayah pantura Jateng khususnya Kabupaten Brebes hingga Pekalongan mempunyai daya tarik tersendiri bagi pertumbuhan sektor properti karena adanya kemudahan akses dan ekonomi yang tumbuh di kawasan itu," kata Mubarak di Purwokerto, Minggu.

Ia mengatakan wilayah pantura Jateng sejak tersambungnya akses jalan tol telah memberi banyak kemudahan dan memicu perpindahan sejumlah industri besar ke Jawa Tengah.

Menurut dia, sejumlah kabupaten/kota di wilayah pantura Jateng yang menjadi sasaran sektor industri juga turut mendorong kebutuhan properti bagi semua kalangan.

"Dengan kemudahan akses dan pertumbuhan ekonomi di wilayah pantura Jateng, membeli rumah di Kota Tegal maupun Slawi (Kabupaten Tegal) bisa menjadi pilihan menarik," katanya.

Baca juga: Krakatau Sarana Properti kembangkan bisnis di luar Cilegon

Baca juga: Erick Thohir jajaki pengembangan bisnis gedung BUMN di sekitar Monas


Ia pun mencontohkan Slawi yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Tegal memiliki berbagai keunggulan, seperti biaya hidup yang relatif terjangkau, suasana yang tenang, serta akses yang cukup baik ke berbagai fasilitas umum.

Lebih lanjut, dia mengakui memiliki rumah sendiri merupakan impian banyak orang, termasuk kalangan produktif dari generasi milenial.

"Sayangnya, sebagian besar milenial di Indonesia belum mampu mewujudkan mimpi untuk punya rumah sendiri," kata Direktur Saphire Griya tersebut.

Ia mengatakan berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sekitar 31 persen kaum milenial Indonesia atau setara 81 juta jiwa masih belum memiliki rumah.

Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan milenial sulit dalam memiliki hunian di antaranya belum siap secara finansial, pengeluaran konsumsinya yang terlalu tinggi, kenaikan harga hunian yang tidak sejalan dengan kenaikan gaji, dan minimnya pengetahuan tentang hunian.

Akan tetapi dari semua itu, kata dia, memiliki anggaran yang jelas sebelum mulai mencari rumah merupakan hal yang sangat penting karena akan membantu mempersempit pilihan dan menghindari pembelian di luar kemampuan finansial.

Selain itu, lanjut dia, satu hal yang paling utama berupa membeli perumahan pada saat awal proyek karena konsumen masih bisa mendapatkan manfaat dari kenaikan investasi.

"Pilih lokasi yang strategis dan sesuai dengan kebutuhan, pertimbangkan juga akses ke fasilitas umum seperti pasar, sekolah, rumah sakit, serta transportasi umum," kata Mubarak yang tengah menyiapkan tiga proyek perumahan di Kota Tegal dan Kabupaten Tegal.

Sementara itu, Direktur Pemasaran Saphire Griya Slamet Supriyatno mengatakan ketika berniat membeli rumah di perumahan, konsumen juga perlu mengecek legalitasnya untuk memastikan rumah yang akan dibeli memiliki dokumen legal yang lengkap dan tidak bermasalah.

"Periksa sertifikat tanah, izin mendirikan bangunan (IMB), dan surat-surat lain yang diperlukan," katanya.

Ia mengatakan pihaknya selalu menjaga kepastian dengan memenuhi legalitas sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Properti itu bisnis legalitas, dan perbankan pasti membutuhkan kepastian," katanya.

Baca juga: Riset: Kenaikan suku bunga BI belum pengaruhi tren permintaan properti

Baca juga: Pembangunan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg picu peningkatan bisnis properti

 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2024