Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) menyatakan warga yang terdampak abu dan debu dari letusan Gunung Kelud di Jawa Timur, Jawa Tengah hingga Jawa Barat harus mewaspadai kemungkinan pencemaran sumber air.

"Anjuran kami, sebaiknya gunakan air bersih dulu yang sudah pasti tidak tercemar debu itu. Sebab untuk wilayah yang terkena debu, sumber airnya kita belum bisa memastikan terpapar atau tidak dengan mata telanjang," kata Wakil Ketua PB PAPDI, dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB di Jakarta, Selasa.

Menurut Ari, diperlukan penelitian analisa air sebelum dikonsumsi oleh masyarakat setempat, terutama untuk sumber-sumber air seperti sumur terbuka.

"Karena sekali lagi itu tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, tentu harus ada penelitian analisa air," ujarnya.

Oleh karena itu, ia menyarankan warga yang sempat mendapati wilayahnya terpapar abu dari letusan Gunung Kelud untuk menghindari konsumsi air dari sumur terbuka.

"Lebih baik dari air tanah yang tertutup," katanya.

Sementara itu, pakar respirasi dr. Ceva Wicaksono Pitoyo dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menyebutkan sedikitnya ada dua hal yang dapat dideteksi untuk mendukung kecurigaan bahwa air tercemar debu atau abu dari letusan gunung berapi.

"Pertama ada perubahan warna, sebab apabila debu vulkanis mengandung besi dan mangan misalnya maka akan cenderung kemerahan. Yang semacam itu jangan dianggap akibat lumpur," ujarnya.

"Kedua, rasanya pasti berubah. Kalau rasanya menjadi sedikit asam itu harus curiga," kata dia menambahkan.

Selain dua hal tersebut, apabila masyarakat masih memiliki kekhawatiran sumber airnya terpapar debu letusan gunung berapi, sudah selayaknya mereka mengajukan pemeriksaan ke laboratorium kesehatan di wilayah masing-masing.

"Masyarakat harus didorong untuk bernai bicara kepada pimpinannya guna mengajukan ke laboratorium kesehatan, memeriksa sampel air di sekitar mereka dan menentukan keamanannya," ujarnya.

Gunung Kelud meletus pada Kamis (13/2) malam dan sampai saat ini masih menyisakan sedikitnya 83.207 jiwa mengungsi di 210 titik di lima kabupaten-kota, yaitu Kabupaten Kediri, Kota Batu, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang dan Kabupaten Jombang.

Dampak letusan juga bukan hanya dirasakan oleh lima kabupaten-kota sekitar Gunung Kelud, akan tetapi debu dan abu vulkanisnya menyebar hampir separuh Pulau Jawa, termasuk mencapai Bandung, Jawa Barat.
(*)

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014