Rio De Janeiro (ANTARA News) - Beberapa negara berkembang penting dan negara-negara kaya menyepakati, Minggu, pembicaraan liberalisasi perdagangan global seyogyanya dimulai kembali di bawah Organisai Perdagangan Dunia (WTO). Perjanjian tersebut telah dicapai pada akhir pertemuan dua hari apa yang disebut kelompok 20 (G20). Pertemuan itu dihadiri para menteri dari 23 negara yang terdiri atas Brazil, Indonesia, China, India, Mesir, Filipina dan Afrika Selatan bersama dengan rekan-rekan mereka dari Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang. "Kami telah dapat bergerak menyusul di Rio de Janeiro sejak peristiwa Juli lalu," pada saat pembicaraan Putaran Doha mengalami kegagalan, kata Dirjen WTO Pascal Lamy pada konferensi pers yang menutup pertemuan tersebut di hotel dekat pantai Copacabana. Sementara itu Komisioner Dagang Uni Eropa Peter Mandelson menyerukan pandangan tersebut dengan mengatakan bahwa "Pertemuan Rio de Janeiro memberikan persetujuan yang jelas apakah pembicaraan sebaiknya dimulai kembali." Mandelson menambahkan bahwa akan menjadi suatu "pembuka kesempatan sebelum musim semi mendatang ketika Kongres Amerika Serikat akan memulai menulis rancangan pertanian AS ke depan." "Jika pembukaan ini diabaikan, kami secara nyata akan menghadapi berbagai krisis untuk putaran tersebut dan sistem perdagangan multilateral secara umum," katanya, seperti dikutip Kyodo. Sementara itu, Perwakilan Dagang Amerika Serikat, Susan Schwab, menghindari jawaban terhadap komentar Mandelson seputar berbagai kebijakan pertanian Washington. Ia juga menolak bahwa pemilihan di dalam negeri mungkin berpengaruh terhadap Putaran Doha. "Pemilihan tersebut tidak merubah posisi pemerintah Amerika Serikat terhadap Putaran Doha," katanya. "Presiden (George W) Bush sepakat untuk keberhasilan Putaran Doha," katanya, seraya menambahkan bahwa hal itu perlu secepatnya ditentukan "tujuan utama di antara para pemain kunci." Itu penting "untuk menghapus hambatan pertanian," kata Schwab, yang menyatakan bahwa "kunci untuk membangun adalah akses pasar" dan mendesak mereka yang hadir untuk "membuat berbagai upaya bersama." Pembicaraan Putaran Doha mengalami kegagalan pada Juli lalu karena terjadi ketidaksepahaman seputar isu pertanian, karena itu pembicaraan tingkat menteri di Jenewa antara enam pemain WTO utama berakhir dalam kegagalan. Enam negara tersebut adalah Australia, Brazil, Uni Eropa, India, Jepang dan Amerika Serikat. Blok G-20 telah mendesak negara-negara maju agar menghentikan subsidi kepada para petani mereka dan menurunkan tarif atas barang-barang pertanian dalam upaya meningkatkan perdagangan di dunia. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006